Setelah duduk, Anggi menatap bahu dan lengan Aska. "Masih sakit?""Hanya luka kecil. Kalau kamu datang sedikit lebih lambat, lukanya mungkin sudah sembuh," jawab Aska ringan.Anggi tak kuasa menahan tawa.Dia teringat pada situasi di dalam istana dan Aska pun berkata, "Sekarang Putra Mahkota pasti sedang sibuk mengurus upacara duka untuk mendiang Kaisar, juga menangani hukuman bagi para pemberontak. Intinya, dia sangat sibuk sekarang. Sebagai istri yang bijak dan mendukung, kamu harus bisa memakluminya."Anggi mengangguk, lalu melambaikan tangan, menyuruh Mina dan Pati mundur."Satya sudah mati, berarti kita benar-benar sudah menang, bukan?" tanyanya.Pantas saja dia menyuruh orang mundur. Rupanya ingin membicarakan soal ini. Memang, ini adalah rahasia yang tidak boleh terdengar oleh orang luar.Aska mengangguk, "Benar. Tinggal menunggu bayi kecil itu lahir, semuanya akan baik-baik saja."Anak itu belum lahir, jadi baik Anggi maupun Luis belum bisa benar-benar tenang."Wulan dan Satya,
Baca selengkapnya