“Besok … bisa, pak,” jawab Luna.Hanya makan malam, tidak ada alasan untuk menolak. Apalagi sampai berbohong, toh Sadam sangat profesional. Tidak ada ucapan atau sikap pria itu yang membuat tidak nyaman. Meski Luna pernah mendengar ada saja atasan yang bersikap kurang ajar pada staf wanita, tidak terlihat pada diri Sadam.“Oke, sampai ketemu besok.”Luna tersenyum dan mengangguk. Tidak langsung beranjak, ia menunggu sampai mobil yang dikendarai Sadam perlahan menjauh dan bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya.Jarak ke rumah sudah dekat, ia tidak menghubungi Irwan untuk menjemput. Berjalan sambil menyeret koper.“Luna, lo dari mana bawa koper?”“Tugas luar kota mpok,” jawab Luna.“Oh. Hebat ya kerja lo, tapi si Irwan gimana? Udah kerja dia?”“Belum, masih cari. Belum ada yang cocok,” sahut Luna lagi. Wanita paruh baya itu, tetangga Luna berpapasan saat akan ke warung. Baru beberapa langkah, tapi sudah ada yang memanggilnya lagi. Ternyata Sani, tetangganya juga.“Gimana Lun, yan
Last Updated : 2025-05-08 Read more