“Tidak ada yang peduli, ucap Livy.Ia mendorong tiang infusnya perlahan. Kakinya belum sepenuhnya kuat, tapi ia ingin kembali ke tempat tidur sendiri, tanpa bantuan siapa pun. Ia tak ingin terlihat lemah—terutama di hadapan seseorang yang pernah membuatnya merasa lebih hina dari apapun.Tanpa banyak bicara, Kay mendekat dan mengambil alih tiang infus dari tangannya.“Biar aku bantu,” ucapnya pelan.Livy hendak menolak, tapi suaranya tak sempat keluar.Kay sudah langsung menuntunnya kembali ke ranjang, membantunya duduk dengan hati-hati. Ia mengecek posisi tuas, memastikan kepala ranjang kembali datar, kemudian berdiri di samping ranjang, seolah menunggu instruksi.“Aku... hanya ingin memastikan kamu kembali tidur dengan aman,” katanya. “Maaf aku harus masuk lagi malam ini.”Livy tidak menatapnya. Tangannya merapikan selimutnya sendiri. “Tak perlu. Aku bisa sendiri.”Tapi kali ini, suaranya tak setegas biasanya. Bahkan, nadanya terdengar melemah.Kay diam. Ia tahu ia tak diinginkan di
Last Updated : 2025-04-20 Read more