"Aku mau keluar, aku mau keluar, aku mau keluar sebentar lagi!" aku mendesis."Aku juga, aku juga, tahan dulu, tahan dulu, tunggu aku, tunggu aku," kata Rose."Aku berusaha, sial, kamu benar-benar hebat.""Sial!""Sialan, enak banget!""Terus entot aku, terus entot aku, cuma sedikit, cuma sedikit...""OH SIAL, AKU AKAN KLIMAKS, AKU AKAN KLIMAKS!""AKU JUGA, AKU JUGA, FUUUUUUUUUUUUUCK LIANG KEINTIMANKU YANG MESUM, ISI AKU DENGAN SEMUA CAIRAN CINTA PANASMU, SIAL, SIAL, FUUUUUUUUUUCK!!" dia berteriak. Dia berteriak begitu keras, aku pikir itu akan memanggil tetangga. Tapi aku tidak peduli, karena aku menyemprotkan apa yang mungkin menjadi beban cairan cinta yang lebih besar ke dalam liang keintimannya. Tembakan demi tembakan masuk ke dalam liang keintimannya yang ketat, batang kemaluanku berkedut seirama dengan liang keintimannya saat dia memeras setiap tetes terakhir dariku."Sial, ya, begitu, begitu baik," katanya, tidak lagi memegang topi fedoranya, tangannya menjelajahi dadaku. Aku
Terakhir Diperbarui : 2025-08-26 Baca selengkapnya