"Liontin giok itu diambil sama Hana?""Dasar pencuri! Dia benar-benar keterlaluan!"Bu Lisa dan Yuvi sama-sama memaki dengan geram.Wenny menyunggingkan bibir, lalu mengejek sambil tersenyum dingin, "Hana pikir kalau dia sudah mengambil liontin giok itu, semuanya akan beres? Kebenaran nggak bisa ditutupi. Yang palsu nggak akan pernah bisa menjadi nyata. Ayo, kita kembali ke rumah sakit.""Oke."....Di bangsal rumah sakit, Hana dan Landy sedang duduk bersama. Hana menggenggam tangan ibunya dan bertanya dengan ekspresi tegang, "Bu, apa Ibu sudah panggil Hendro?"Landy mengangguk. "Sudah. Pak Hendro dan Sutinah lagi bicara di luar, sebentar lagi dia masuk."Hana langsung menghela napas lega. "Itu berarti, Hendro masih peduli padaku. Benar juga, selama aku masih dianggap sebagai penyelamat nyawanya, dia nggak akan meninggalkanku."Usai berkata demikian, Hana menoleh pada Landy. "Bu, para penculik dan dokter itu sudah ditangani semua?"Landy tersenyum. "Tenang saja, semua sudah beres. Sebe
Read more