Tasya segera bangkit berdiri. Penampilannya berantakan, tetapi dia tetap menatap Victor dengan ekspresi sedih dan penuh keluhan. "Pak Victor ...."Victor duduk di samping Yuvi. Dia mengangkat pandangannya yang tenang dan dingin ke arah Tasya, lalu berkata datar, "Barusan kamu tiba-tiba meloncat ke arahku, jadi aku cuma bisa menghindar sedikit, Tasya.""Pfft ...."Yuvi tersenyum sambil menahan tawa.Tasya nyaris meledak karena emosi. Dia tahu Yuvi sedang mengejeknya. Dengan tangan terkepal, dia bertanya dengan nada ketus, "Nona Yuvi, apa yang kamu tertawakan?"Yuvi menatap ke arah Tasya. "Tasya, untuk apa pura-pura nggak tahu? Aku tentu saja lagi mentertawakanmu."Tasya membalas, "Nona Yuvi, aku baru saja jatuh dan kamu malah senang? Kita sama-sama wanita, kenapa kamu bisa sekejam itu?"Yuvi menimpali, "Tasya, tolong hentikan. Kamu bukan sekadar jatuh. Kamu melompat ke arah prianya orang lain, lalu gagal total dan jatuh sendiri. Sekarang, kamu malah melampiaskan kekesalan kamu padaku?"
Read more