All Chapters of Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian: Chapter 961 - Chapter 970

Victor menahan tangan Yuvi.Yuvi pun menatap ke arah Victor.Victor juga berbalik menatapnya. Setelah diam sejenak, Victor akhirnya berkata pelan, "Jangan pukul dia lagi."Victor meminta Yuvi berhenti memukul Tasya.Jelas, pria itu sedang melindungi Tasya.Yuvi menarik tangannya kuat-kuat dari genggaman Victor, lalu membalas sambil tersenyum dingin, "Oke, aku mengerti. Aku akan menuruti Pak Victor."Usai berkata demikian, Yuvi berbalik dan pergi dengan langkah tegas.Yang paling senang tentu saja adalah Tasya. Tadi, dia memang sengaja berakting di depan Victor dan tidak menyangka pria itu benar-benar memilih melindunginya.Mana ada pria yang bisa menolak wanita muda seperti Tasya yang cantik, lembut, dan manja?Tasya bahkan merasa sedikit berterima kasih pada Yuvi. Berkat Yuvi, hubungannya dengan Victor pun terlihat mulai berkembang.Sebenarnya beberapa hari terakhir, meski Tasya sudah menjadi sekretaris Victor, itu hanya sebatas pekerjaan. Victor hanya menganggapnya sebagai sekretaris

Yuvi terkejut bukan main. Dia menatap Victor dengan terkejut, lalu bertanya, "Victor, kenapa kamu yang di sini?"Suara Victor terdengar sedikit serak. "Kalau bukan aku, kamu pikir siapa?"Yuvi membalas, "Aku kira tadi itu Mbak Ussy ...."Saat itulah Yuvi baru sadar, tangan Victor masih berada di pinggang rampingnya. Posisi ini terlalu dekat dengan area pribadinya. Hal ini membuat wajah Yuvi seketika memerah hebat.Barusan karena menyangka itu Mbak Ussy, Yuvi sama sekali tidak merasa aneh. Namun, begitu tahu yang datang adalah Victor, seluruh tubuh Yuvi terasa terbakar setelah dioleskan minyak perawatan kulit."Tanganmu! Cepat lepaskan!" Wajah mungil Yuvi sudah merah padam ketika berkata demikian.Victor segera menarik tangannya dan berdiri tegak.Yuvi ikut duduk dengan gugup. Dia buru-buru merapikan piamanya. "Kenapa kamu masuk tanpa bilang dulu? Aku dari tadi memanggil Mbak Ussy!"Victor melihat cara Yuvi yang panik menutupi tubuhnya, lalu menekan bibir tipisnya sambil bertanya, "Kena

Ciuman Victor berpindah dari bibir Yuvi ke pipi, lalu ke leher jenjangnya. Gerakan tangan pria itu juga makin tak terkendali.Yuvi membuka mata, lalu mendorongnya menjauh dengan cepat.Mata Victor memerah penuh gejolak yang sulit ditahan. Dia bertanya dengan suara serak, "Kenapa?"Yuvi bertanya, "Pak Victor, apa yang mau kamu lakukan? Bukannya kamu bilang sudah nggak punya perasaan padaku? Bukannya kamu bilang hubungan kita sudah selesai?"Victor menatapnya dalam. "Aku memang bilang begitu, tapi yang menggoda duluan itu kamu. Yuvi, kamu yang mulai.""Cuma karena aku menggoda, kamu langsung kehilangan kendali? Jadi selama aku menggodamu, kamu akan bereaksi seperti ini?"Victor tidak menjawab. Sebenarnya, Yuvi sudah tahu jelas jawabannya. Untuk apa masih banyak bertanya?Apakah harus menunggu sampai Victor sendiri yang mengatakannya baru Yuvi bisa merasa puas?Victor memang sangat lemah. Hanya dengan satu gerakan kecil dari Yuvi saja, dia sudah tidak berdaya."Pak Victor, kamu kehabisan

Begitu Yuvi mendongak, ternyata Victor datang.Kenapa pria itu ada di sini?Victor melangkah cepat mendekat, lalu berhenti tepat di depan Yuvi dan Andreas. Tatapannya yang tajam dan dingin seperti bilah es, menancap pada tangan Andreas yang masih mencengkeram kuat lengan Yuvi.Victor tersenyum dingin. "Pak Andreas, apa kamu nggak mengerti bahasa manusia? Yuvi sudah bilang lepaskan dia!"Andreas tersenyum sinis. "Pak Victor, sepertinya kamu nggak mengerti hati wanita. Kadang wanita bilang nggak mau, padahal tubuhnya justru berkata sebaliknya. Yuvi menyuruhku lepaskan, tapi sebenarnya mau aku memeluknya lebih erat. Yuvi, benar, 'kan?"Yuvi hanya merasa sangat muak. "Andreas, kamu gila ya!"Victor menimpali. "Pak Andreas, aku kasih waktu tiga detik. Tolong lepaskan Yuvi sekarang juga."Andreas membalas, "Pak Victor, kamu ini lucu banget. Apa hakmu ikut campur urusan antara aku dan Yuvi? Sekarang, kami sama-sama belum menikah. Kami bebas melakukan apa pun yang kami mau. Kamu pikir kamu sia

Mungkin tatapan Yuvi terlalu tajam, sampai-sampai menarik perhatian Victor. Victor menoleh ke arahnya dan bertanya, "Ada apa? Kenapa kamu terus menatapku begitu?"Yuvi terdiam.Apakah Victor bahkan tidak tahu alasannya?Yuvi memaki, "Dasar pria berengsek!"Kali ini bukan hanya dalam hati, Yuvi benar-benar mengucapkannya keras-keras.Yuvi menyebutnya pria berengsek!Tasya langsung terkejut. "Nona Yuvi, kenapa kamu memaki Pak Victor? Nyalimu terlalu besar. Selama ini, belum pernah ada yang berani bicara seperti itu pada Pak Victor!"Yuvi membalas, "Ya, aku memang memakinya. Terus, kamu mau apa?"Yuvi melirik Tasya dengan tatapan tajam. Menurutnya, menghadapi wanita seperti Tasya yang berpura-pura manis padahal penuh tipu muslihat tidak perlu repot menjaga sopan santun. Langsung melawan saja, rasanya jauh lebih lega.Lagi pula di depan Victor, Tasya selalu bersikap lemah lembut dan patuh. Dia tidak akan berani membalas.Tasya jelas marah, tetapi dia tidak berani menunjukkannya di wajah. S