"Brengsek... harusnya perempuan itu nggak bahagia," gumam Michelle pelan, tapi penuh tekanan. Napasnya memburu. Kedua tangannya terkepal kuat, menahan amarah yang sudah bertahun-tahun disimpan. Rasanya sulit dipercaya. Dunia memang sekecil itu. Setelah sekian tahun membenci seseorang hanya dari bayangan masa lalu, sekarang wanita itu ada di hadapannya."Setelah kepergiannya, Papa jadi sering marah-marah. Akhirnya Mama dan Papa bercerai. Sekarang aku nggak punya keluarga yang utuh. Gara-gara dia. Brengsek, Angelica..." gumamnya lagi. Suaranya lebih pelan, tapi sakitnya nyata.Wajah Michelle mengeras saat mengingat mamanya menangis malam-malam, menyendiri di kamar, mencoba menutupi air mata yang terus jatuh tanpa henti. Michelle tahu semuanya — tahu kalau mamanya tidak baik-baik saja, tahu kalau luka itu masih terbuka sampai hari ini. Dan semuanya karena satu orang: Angelica."Kalau memang harus merasakan ditinggalkan pasangan, ya kamu juga harus ngerasain itu, Angelica," bisik Michell
Terakhir Diperbarui : 2025-05-31 Baca selengkapnya