Api di perapian menari-nari, bayangannya meliuk di dinding kamar, memberikan kehangatan dalam dinginnya malam. Aurora bersandar di atas bantal di tempat tidurnya yang besar, menatap nyala api dengan tatapan menerawang. Beberapa bulan lagi, ia akan menikah lagi dengan Henry. Pernikahan kedua mereka. Pintu kamar terbuka, membuyarkan lamunannya. Henry masuk, wajahnya dihiasi senyum lembut. Tanpa ragu, ia duduk di tepi tempat tidur, meraih tangan Aurora, menggenggamnya erat. "Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanyanya pelan. Aurora tersenyum kecil. "Tentu saja pernikahan kita." Henry menatapnya penuh cinta. "Apa kamu sudah memberitahu keluargamu?" Aurora menggeleng. "Belum. Aku akan bicara langsung pada mereka nanti setelah kita kembali besok ke London." Henry mengangguk, mengerti, tapi ada sesuatu yang masih mengganjal di hati Aurora. Dengan ragu, ia menggigit bibirnya sebelum akhirnya berkata, "Aku juga sedang memikirkan orang tuamu. Apa mereka setuju kita menikah lagi? Terut
Last Updated : 2025-05-10 Read more