Aura mempercepat langkahnya menyusuri trotoar, matanya tak lepas dari sosok berbalut hoodie hitam yang melangkah cepat di depannya. Gemerlap lampu kota memantul di genangan air sisa hujan sore tadi, menciptakan bayangan semu yang membuat segalanya tampak seperti potongan mimpi buruk. Nafas Aura memburu, tapi ia masih tak ingin menyerah.“Maureen, tunggu!”Sosok itu berhenti perlahan, bahunya sedikit naik-turun seiring helaan napas. Lalu ia berbalik. Wajah tirus Maureen tampak lelah, mata sayunya menyimpan terlalu banyak cerita, namun ia tak terkejut. Seolah ia memang menanti saat ini datang, seolah ia tercipta untuk memperingatkan siapapun yang bakal menjadi korban Rey selanjutnya.“Aura,” katanya datar. “Kenapa kamu mengejarku?”“Tenang …. Aku hanya ingin bicara. Aku tidak datang untuk menyerangmu,” jawab Aura lembut, nyaris memohon. “Aku cuma butuh kebenaran.”Maureen menatapnya lama — tajam, penuh waspada. Sejenak, hanya suara mobil-mobil malam dan langkah pejalan kaki yang terdeng
Last Updated : 2025-05-17 Read more