“Cukup, Bu Raras.”Semuanya menoleh. Di sana berdiri Citra, guru Seni yang dikenal kalem, tapi kalau bicara, tajam dan tepat sasaran.“Bu Esti sudah menjelaskan. Kalau kita semua percaya pada integritasnya sebagai rekan kerja, harusnya kita menghentikan bisik-bisik yang lebih mirip gosip murahan daripada diskusi profesional.”“Bu Citra, ini menyangkut etika…” Bu Raras membalas, nada suaranya meninggi.“Etika, ya. Dan etika juga mengajarkan kita untuk tidak menghakimi seseorang berdasarkan satu foto yang bahkan tidak kita tahu kebenarannya,” potong Citra.Suasana mendadak hening. Beberapa guru saling pandang. Esti menunduk, kali ini bukan karena malu, tapi terharu. Di tengah badai penilaian, masih ada yang berdiri untuknya.Citra menoleh padanya, memberi anggukan kecil. “Ayo, kita ke ruangmu. Jangan beri mereka tontonan lagi.”Esti mengikuti langkah sahabatnya, dan untuk pertama kalinya hari itu, langkahnya terasa sedikit lebih ringan.Esti dan Citra melangkah masuk ke ruang BK, ruanga
Last Updated : 2025-06-28 Read more