Sebelum keluar ruangan, Esti menoleh sejenak ke arah Haris."Kalau Ais bangun, bilang ya kalau Ibu dan Kak Mei sebentar lagi balik," katanya pelan.Haris mengangguk, dan Esti pun melangkah keluar bersama Mei. Di lorong rumah sakit yang masih lengang, hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar.Sementara itu, di dalam ruangan, Haris duduk di samping Ais. Ia menggenggam tangan mungil putrinya, menatap wajah yang masih terlelap.“Ayah di sini, Sayang. Kali ini… ayah nggak akan pergi.”Air mata Haris jatuh pelan, membasahi pipinya yang dingin. Ia terdiam di kursi di samping ranjang Ais, tangan masih menggenggam tangan mungil putrinya. Wajah Mei tadi, yang dengan tulus mencium tangannya dan berpamitan untuk sekolah, terus terbayang dalam benaknya."Maafkan Ayah, Nak… Ayah tahu, selama ini terlalu banyak mengecewakan kalian," bisiknya lirih, nyaris tercekat.Ia menunduk, membiarkan perasaan bersalah mengalir dalam sunyi."Ayah janji, meski mungkin tidak sebagai keluarga yang utuh, Ayah
Terakhir Diperbarui : 2025-06-18 Baca selengkapnya