Esti menahan napas, mencoba tetap tenang saat wanita itu semakin mendekat. “Aku tidak ingin membicarakan ini di sini,” ucap Esti singkat, lalu berbalik menuju mobilnya.Esti mencoba mengingat-ingat wajah perempuan itu, sepertinya ia mengenali, tapi masih bingung, siapa dan dimana ia pernah mengenalnya.Wanita itu tersenyum samar, seolah tak terganggu oleh penolakan itu. “Kalau begitu, aku akan datang sendiri, ke tempat yang lebih nyaman. Rumahmu, mungkin?” katanya lirih, tapi cukup jelas untuk membuat Esti merinding.Esti tidak menjawab. Ia masuk ke mobil, menyalakan mesin, dan pergi secepat mungkin. Namun, rasa tidak nyaman menggelayuti pikirannya sepanjang perjalanan pulang.Malam itu, saat Esti, Haris, dan anak-anak makan malam, suara bel rumah tiba-tiba berbunyi. Haris berdiri hendak membukanya, namun Esti lebih dulu berkata, “Biar aku yang buka.”Ketika pintu terbuka, di sanalah wanita itu berdiri dengan senyum tipis yang menyiratkan sesuatu yang tak terucap.“Boleh aku masuk? Ki
Terakhir Diperbarui : 2025-08-25 Baca selengkapnya