Eric duduk di sofa kamar hotelnya. Tatapan matanya tak lepas dari wajah Hans, pengacara pribadinya, yang duduk tepat di hadapannya. Tangan Eric bersedekap di depan dada, dengan satu kaki tertopang pada yang lainnya.Wajahnya datar, tanpa ekspresi sedikit pun, dingin dan sulit ditebak. Hans hanya bisa menunduk, sejak tadi ia menunggu perintah yang tak kunjung terlontar dari bibir Eric. Dengan sedikit ragu, ia memberanikan diri menatap wajah Eric, seolah bertanya apa yang harus dilakukannya.Eric memahami tatapan itu dengan sangat jelas, namun ia memilih tetap diam. Saat ini, ia tengah berusaha menekan kekesalannya atas penolakan Kasih dan sikap perempuan itu yang selalu saja menghindarinya. Dalam diamnya, Eric kembali menimbang keputusannya itu.Namun, pada akhirnya ia tetap bertahan pada pilihan yang telah ia ambil, karena menurutnya hanya itulah satu-satunya jalan."Kirimkan surat somasi itu ke alamatnya secara resmi. Aku ingin Kasih tahu, jika dia terus saja menolak pulang bersamaku,
Terakhir Diperbarui : 2025-06-14 Baca selengkapnya