Renata menutup pintu kamar makan dengan pelan. Ia berjalan ke arah tangga, lalu menaikinya perlahan, langkah demi langkah. Hatinya masih penuh rasa jengkel, namun pikirannya sudah menyusun strategi. Begitu sampai di lantai atas, ia langsung menuju kamar Adit dan mengetuk dua kali, cepat dan tegas.Pintu terbuka tak lama kemudian.Adit, yang masih mengenakan kaus rumah dan celana pendek, memandangnya heran. “Ada yang bisa saya bantu, Bu?”Renata menatapnya sebentar, lalu berkata singkat, “Siapkan dirimu. Kita akan keluar siang ini. Pakai kemeja dan jaket. Aku mau kamu ikut.”Adit mengangguk pelan. “Baik, Bu… Kita mau pergi ke mana?”“Nanti kamu juga tahu!” potong Renata cepat. “Yang jelas kita akan mengurusi sesuatu yang penting. Dan aku butuh kamu di sana.”Nada suaranya datar, tapi matanya menyimpan sesuatu, sebuah kecemasan samar, yang tak biasa terlihat dari sosok Renata. Ia kemudian berbalik dan berjalan ke kamarnya tanpa menunggu jawaban lebih lanjut.Adit menutup pintu kembali,
Terakhir Diperbarui : 2025-04-17 Baca selengkapnya