Kedua tangan Dastan terangkat kedepan. Terlihat panik."Lyra, tenang dulu...""Aku sangat tenang," jawab Lyra cepat, nadanya datar tapi matanya menyimpan curiga. "Aku hanya ingin tahu, tujuan semua ini apa?"Dastan tak langsung menjawab. Ia menoleh sekilas ke arah Charlie, memberi anggukan kecil. Charlie paham dan segera memberi isyarat agar seluruh staf meninggalkan ruangan. Pintu ditutup perlahan, menyisakan mereka berdua.Dastan lalu mendekat, tangannya meraih jemari Lyra dengan hati-hati."Aku tidak berniat menyembunyikan apapun darimu," ucapnya pelan. "Aku hanya ingin mengatakan semuanya di waktu yang tepat. Kondisimu sejak pingsan malam itu membuatku khawatir. Aku pikir... akan lebih baik jika aku menunggu sampai kau lebih kuat secara fisik dan mental."Lyra menatapnya, ekspresinya sulit ditebak. Tak ada bantahan. Ia hanya diam, mencoba mendengarkan. Hanya saja, kalimat pembukaan Dastan terlalu panjang.Hidungnya mulai terasa aneh, terganggu oleh aroma-aroma tajam yang menguar d
Terakhir Diperbarui : 2025-07-02 Baca selengkapnya