Alis Lyra terangkat tinggi. Dari mana Nyonya ini mengenalnya? Ini pertemuan perdana mereka. “Kau yakin, sayang? Usianya masih sangat muda,” ucap Tuan Raymond ikut berpikir. “Ah, dia sangat mirip salah satu siswiku di kelas piano.” Nyonya Alida bergumam pada suaminya. “Tapi…” “Mungkin hanya mirip,” sela tuan Raymond lalu beralih pada Dastan. “Apa dia calon istrimu?" Dastan mengangguk mantap dan menuntun Lyra maju untuk berkenalan. "Wah, cantik sekali. Kalian pasangan yang sangat serasi.” Lyra membungkuk sedikit, malu-malu. “Terima kasih, Tuan dan Nyonya.” Nyonya Alida mengangguk ragu, meski kemudian tersenyum. “Duduklah sebentar. Kami tak keberatan berbagi tempat,” ucapnya menepuk kursi kosong di sebelahnya. Mereka kemudian duduk melingkar dengan suasana yang cepat mencair. Tuan Raymond menyempatkan berbisik pada Dastan, “Nak, kau memang pintar, bahkan soal memilih istri. Ayahmu pasti senang kau akhirnya mau menikah.” Dastan hanya tersenyum tipis, menjadi pendengar yang bai
Terakhir Diperbarui : 2025-04-20 Baca selengkapnya