“Boleh nggak... mulai hari ini, aku tidur di sini setiap malam? Nggak cuma numpang tidur, tapi benar-benar jadi suami yang... suami yang baik buat kamu.”Kira tertegun. Jantungnya berdebar keras. Kata-kata Kai terdengar serius, bahkan suaranya tidak terdengar main-main.“Kira, boleh?” susul Kai saat Kira tak kunjung menjawab.Kira seketika menoleh ke belakang, menatap Kaisar dengan ragu. “Mas, kamu serius?” tanyanya, “maksudku, aku bukan pelarian dari rasa bersalah kamu, ‘kan?”Kai terdiam sejenak, lalu menggelengkan kepalanya dengan sungguh-sungguh. “Bukan. Dan aku nggak sedang lari, Kira. Aku sedang menghadapi kenyataan, sekarang aku sadar, kehilangan Aksa bukan cuma pukulan buat kamu saja, tapi buat aku juga.”Kira kembali tertegun mendengar kata-kata Kaisar yang jauh dari kata nada bercanda itu. Raut muka pria itu terlalu serius untuk berbohong. Dan Kira tidak menemukan kebohongan dari sorot mata suaminya itu.Helaan napas panjang keluar dari Kira. “Kalau begitu buktiin, jangan cu
Terakhir Diperbarui : 2025-05-03 Baca selengkapnya