Semua Bab Ibu Susu untuk Madu Suamiku: Bab 131 - Bab 140

157 Bab

131. Aku Menginginkanmu

“Aku akan mengirim dua kali lipatnya padamu,” ujar Kai.Kira tercengang mendengarnya. Matanya sedikit membulat seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.“Dua kali lipatnya?!” seru Kira, terkejut. “Yang benar aja dong, Mas, masa harus dua kali lipatnya?”Mendengar Kira yang memerotes, Kai pun terdiam. Kai menatap Kira lamat-lamat. Lalu kembali mencapit dagu Kira agar menatapnya. “Kenapa? Kurang segitu?” tanyanya, Kai berpikir bahwa Kira tak setuju diberi dua kali lipatnya karena terlalu sedikit.“Kurang kamu bilang?” Kira mendengus sekaligus tertawa. “Mas! Itu kebanyakan buat aku. Bahkan seperempat dari uang yang kamu berikan pada Violet saja itu masih kebanyakan!”Seketika itu juga, Kai tertegun. Ia pikir Kira protes karena uang yang akan ia berikan terlalu sedikit, tapi ternyata karena terlalu banyak. Jika Violet yang diberikan uang sebanyak itu, Kai tahu mantan kekasihnya itu pasti akan berteriak kegirangan.Dan… Kira ternyata berbeda dengan Violet, pikir Kai.Kesederhan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-30
Baca selengkapnya

132. Senyum-Senyum Sendiri

Kai menatap pantulan dirinya di cermin sambil tersenyum sendiri. Lalu ia masuk ke dalam bilik shower dan mandi dengan air dingin yang mengguyur seluruh tubuhnya dari ujung kepala.Senyuman Kai terus mengembang sambil menggigit bibir bawahnya, menampilkan sederet giginya yang rapi.Bukan tanpa alasan Kai sering tersenyum sendiri pagi ini. Hatinya terasa berbunga-bunga. Percintaan panasnya dengan Kira tadi malam di ruangan kerjanya, terus terngiang-ngiang di benak Kaisar. Jantung Kai selalu berdebar-debar setiap kali mengingatnya.Sial. Apa yang kulakukan?Aku kenapa?Senyuman Kai tiba-tiba lenyap kala ia sadar bahwa sejak tadi ia sering tersenyum sendiri seperti orang jatuh cinta.Apa aku sudah jatuh cinta pada Kira?Kai bertanya-tanya dalam hati sambil meraba-raba perasaannya.“Mas! Cepat! Aku juga mau mandi!” Seruan Kira dari luar sana membuyarkan lamunan Kai. Memang saat ini Kai mandi di kamar mandinya Kira. Semalam ia tidur di kamar istrinya itu.Sementara itu di luar sana, Kira te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-30
Baca selengkapnya

133. Terbakar Api Cemburu

“Kenapa?” tanya Kira saat Kai selesai mengakhiri panggilannya. Kira melihat ada kekhawatiran yang tergambar dalam sorot mata suaminya itu. Kai menatap Kira dengan tatapan campur aduk. “Kira…,” panggilnya dengan tenggorokan tercekat. “Ya, Mas?” “Kamu mau ikut bersamaku?” “Ke?” Kening Kira berkerut bingung. Kai mengusap wajahnya dengan gusar. “Barusan Violet yang telepon.” Oh. Kira seketika terdiam. Perasaan tak nyaman itu kembali menyelimuti hatinya saat Kai menyebut nama Violet dengan bibir tipisnya. “Katanya Luna sakit, aku harus segera ke sana. Kamu mau ikut?” tanya Kai sekali lagi, yang membuat Kira tertegun dan khawatir dalam waktu bersamaan. Kira sama sekali tidak menyangka bahwa Kai akan menanyakan hal itu padanya. Jika itu dulu, mungkin Kai akan langsung pergi begitu saja meninggalkannya. Kira dengan cepat mengangguk. “Aku ikut, Mas,” ucapnya pada akhirnya. “Aku juga khawatir sama Luna.” Helaan napas lega terdengar dari Kai. Pria itu menyelipkan helaian rambut Kira y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-01
Baca selengkapnya

134. Butuh Waktu

Julian baru saja tiba di rumah sakit saat ia melihat sebuah mobil yang ia kenali berhenti di depan lobi. Lalu, Kira dan Kai keluar dari mobil tersebut.Julian terkejut saat melihat Kira tengah menggendong seorang bayi. Tatapan Julian kemudian beralih ke arah Violet yang baru saja turun dari mobil beserta seorang wanita yang tak Julian kenali.Lantas rombongan kecil itu berlari ke ruangan UGD. Julian tidak tahu, siapa yang sakit. Tapi melihat Kai, Violet dan wanita muda tadi hanya menunggu di luar ruangan, membuat Julian yakin bahwa yang sakit kemungkinan besar adalah bayi dalam gendongan Kira.Siapa bayi itu?Julian bertanya-tanya dalam hati sambil menghampiri ruang tunggu UGD. Di sana ia melihat Violet menggenggam tangan Kai, tapi Kai malah menepisnya.Julian memperhatikan pemandangan itu dengan tatapan datar.Kira… malang sekali nasibnya, pikir Julian. Kira harus menahan rasa sakitnya seorang diri di tengah-tengah kehadiran Kai dan Violet.Tak lama, seorang dokter keluar dari ruanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-01
Baca selengkapnya

135. Kamu Mencintainya?

“Maaf, Mas, kalau soal itu aku butuh waktu buat bisa maafin kamu.”Kai tertegun sesaat sebelum berkata dengan tenggorokan tercekat. “Aku tahu. Dan aku… akan menunggumu. Aku akan terus menunggu sampai kamu bisa maafin aku.”Masalahnya, Kira tidak tahu kapan hatinya terbuka untuk memaafkan Kaisar atas kesalahan yang pria itu lakukan terhadap Aksa. Jika itu terhadap dirinya, Kira mungkin–hanya mungkin, akan memaafkan Kaisar. Namun, jika itu kesalahan terhadap Aksa, Kira tidak tahu akan seberapa lama hatinya tertutup.Melihat keterdiaman Kira, Kai pun kembali menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukannya. Memeluknya dengan erat, seolah melepaskan sedikit saja Kai khawatir akan kehilangan Kira.“Oh ya, Mas, aku sudah bilang ke Mbak Lia kalau hari ini kemungkinan kamu akan ke kantor siang,” ujar Kira sambil mendongak menatap Kai, demi mengalihkan topik pembicaraan mereka, yang dibalas dengan anggukkan oleh suaminya itu.“Iya. Kita tunggu sekitar satu atau dua jam lagi. Setelah itu kita pergi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-01
Baca selengkapnya

136. Kira Istriku

“Kamu sudah nggak cinta aku lagi? Kamu sudah mencintai Kira, makanya kamu lebih memilih dia dibanding aku yang sudah lebih dulu menemani kamu?”“Vi, Kira istriku!” bentak Kai pada akhirnya dengan raut muka mengeras. “Jangan lupakan kenyataan itu!”Bentakan Kai membuat Violet sempat berjengit kaget. Violet tidak menyangka bahwa pria yang dulu selalu lembut padanya itu kini tiba-tiba berubah kasar. Tangisan Violet semakin menjadi-jadi. Ia berharap, hati Kai akan luluh setelah melihat tangisannya.“Aku mohon, Kai,” lirih Violet pada akhirnya sambil menggenggam erat tangan Kaisar. “Aku mohon jangan tinggalkan aku. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu….”Kai mengusap wajahnya kasar dengan tangan yang terbebas, lalu ia menatap Violet, kini tak ada lagi tatapan penuh cinta yang tergambar dalam sorot mata pria itu.“Maafkan aku, Vi.” Kai perlahan melepaskan tangannya dari genggaman Violet. “Aku harus memilih salah satu di antara kalian. Dan aku sudah memutuskan untuk memilih Kira, istriku. Maafkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-02
Baca selengkapnya

137. Berpegangan Tangan

Kira tengah merapikan meja kerjanya saat kedua tangan seseorang melingkari pinggangnya dari belakang, memeluknya.Sontak, Kira terkesiap. Berkas yang tengah digenggamnya seketika melayang ke arah kepala orang yang memeluknya itu.“Argh! Sakit, Kira,” erangnya sambil melepaskan pelukannya.Kira menoleh ke belakang. Saat itu juga matanya terbelalak kala melihat orang itu adalah Kaisar.“Tuan! Astaga… Anda nggak kenapa-napa?”“Nggak kenapa-napa gimana? Kepalaku sakit,” desis Kai sembari memegangi pelipisnya yang barusan dipukul berkas oleh Kira.“Ya Tuhan, pelipis Anda berdarah!” Kira menutupi mulutnya yang ternganga.Mata Kai membulat. “Berdarah?”Kira mengangguk cepat. Ia menggigit bibir bawahnya dengan perasaan bersalah. Apalagi Kira ingat seberapa kuat ia memukuli kepala Kai barusan. Mungkin pelipis Kai yang berdarah itu karena terkena ujung berkas tersebut.Kira lalu membawa Kai duduk di sofa. “Tunggu di sini sebentar, saya akan mengambil obat,” ucapnya profesional, sebelum kemudian
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-02
Baca selengkapnya

138. Sikap Keibuan Kira

“.... Dan aku ingin memulainya dengan mengumumkan bahwa istri yang selama ini aku sembunyikan itu kamu.” Kira tertegun mendengarnya. Ia menunduk, menatap tangannya yang ada dalam genggaman Kaisar. Genggaman itu terasa hangat. Kehangatannya mengalir hingga ke hati Kira. “Gimana caranya, Mas?” tanya Kira pada akhirnya dengan tenggorokan tercekat. “Aku mengumumkan kalau kamu istriku?” Kira mengangguk, menatap Kaisar dengan penasaran. Kai menarik sudut-sudut bibirnya ke atas, membentuk senyuman samar. Ia melirik Kira dan mengeratkan genggamannya. “Rahasia. Itu biar jadi urusanku. Aku ingin memberikan kejutan untukmu.” Sebuah senyuman kecil terukir di bibir Kira, senyuman yang sempat membuat Kai tertegun sesaat. “Baiklah. Aku menunggu kejutan itu.” Kai berdehem keras, mendadak merasa gerah setelah melihat senyuman Kira barusan. Senyuman kecil itu terlalu menggoda, terlalu memikat hati. Dan Kai tidak suka saat Kira menunjukkan senyuman itu pada lelaki lain. Apalagi Julian. Sia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-03
Baca selengkapnya

139. Suami Yang Baik

“Aku… mau tidur di sini lagi,” ucap Kai malam itu sembari mengusap tengkuknya dan tersenyum samar.Kira yang berdiri di depan pintu kamarnya yang terbuka, menatap Kai dengan tatapan tidak percaya. “Mas, kamu hampir setiap malam tidur di kamar aku.”“Kenapa memangnya? Nggak boleh aku tidur di kamar istriku sendiri?” Kai bertanya dengan satu tangan menahan pintu agar Kira tidak menutup pintu itu.Kira mengembuskan napas panjang. Sejujurnya bukannya ia tidak suka atau tidak boleh Kai tidur di kamarnya. Hanya saja, setiap kali dekat dengan Kai, jantung Kira selalu terasa tidak baik-baik saja.Namun, belum sempat Kira menjawab, Kai sudah nyelonong masuk begitu saja. Kira tidak bisa melarang atau mengusirnya kalau sudah begitu. Terpaksa Kira menutup pintu, lalu menatap kesal ke arah Kai yang sudah tidur di atas kasurnya.Kira berusaha menghiraukan kehadiran Kai, ia kembali melakukan aktifitasnya–mengeringkan rambut basahnya yang sempat tertunda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-03
Baca selengkapnya

140. Genggam Tanganku

“Boleh nggak... mulai hari ini, aku tidur di sini setiap malam? Nggak cuma numpang tidur, tapi benar-benar jadi suami yang... suami yang baik buat kamu.”Kira tertegun. Jantungnya berdebar keras. Kata-kata Kai terdengar serius, bahkan suaranya tidak terdengar main-main.“Kira, boleh?” susul Kai saat Kira tak kunjung menjawab.Kira seketika menoleh ke belakang, menatap Kaisar dengan ragu. “Mas, kamu serius?” tanyanya, “maksudku, aku bukan pelarian dari rasa bersalah kamu, ‘kan?”Kai terdiam sejenak, lalu menggelengkan kepalanya dengan sungguh-sungguh. “Bukan. Dan aku nggak sedang lari, Kira. Aku sedang menghadapi kenyataan, sekarang aku sadar, kehilangan Aksa bukan cuma pukulan buat kamu saja, tapi buat aku juga.”Kira kembali tertegun mendengar kata-kata Kaisar yang jauh dari kata nada bercanda itu. Raut muka pria itu terlalu serius untuk berbohong. Dan Kira tidak menemukan kebohongan dari sorot mata suaminya itu.Helaan napas panjang keluar dari Kira. “Kalau begitu buktiin, jangan cu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status