Bandara Internasional Ghana sore itu sibuk seperti biasa. Para pelayan istana berdiri berbaris di dekat pintu kedatangan VIP, menunggu sosok penting yang akan tiba. Putri Alliya—dengan anggun dalam balutan gaun putih berpotongan sederhana namun mewah—berdiri di depan, membawa bunga penyambutan. Wajahnya tenang, tatapannya penuh kesabaran. Ini adalah tugas barunya, menjemput Putri Salima, satu-satunya putri Kerajaan Malaca, yang baru kembali dari liburan panjangnya di luar negeri. Beberapa menit kemudian, terdengar suara hak tinggi yang berderap tergesa-gesa. Seorang gadis muda berambut cokelat keemasan, mengenakan kacamata hitam besar, rok mini bermerek, dan koper berwarna merah mencolok, melenggang keluar dengan gaya yang sangat... berlebihan. Putri Salima. "Aduh, panas sekali tempat ini! Mana para pelayan? Kenapa aku harus jalan sendiri begini?!” keluh Salima keras, tak peduli banyak orang melihatnya. Aliya melangkah maju dengan senyum anggun. "Selamat datang, Yang Mulia Putri
Last Updated : 2025-04-27 Read more