"Kamu sengaja biarkan Mami terluntang-lantung di Penang?" "Jadwal aku padat." "Jadwal padat apa kalau kamu ada di sini?" "Mami bisa menjaga diri sendiri." "Tentu Mami bisa, tapi kamu sudah keterlaluan Gun, untuk putar balik sebentar saja kamu banyak alasan sampai—" Barulah beliau melihatku, yang duduk tegak di sofa. Matanya yang berbulu mata lentik itu seketika menyipit, memindai penampilanku, seperti menilai. Sebelum perlahan, mata itu berubah melebar, menunjukkan pengenalan. Hanya sesaat, tapi aku sempat menangkapnya. "Apa kabar Tante?" sapaku sopan. Beliau menatap Gun, lalu menatapku, dan akhirnya kembali lagi ke Gun. Kemudian tampak menelan ludah. "Apa yang terjadi di sini?" Aku mengerti pertanyaan itu sebenarnya memiliki makna ganda. Seolah dia ingin mengatakan, kenapa aku bisa di sini? Atau apa yang terjadi sampai aku bisa di sini? Tanganku gemetar, tapi sebisa mungkin aku meremasnya, menjaga gesturku tetap tenang. Hubungan kami tidak pernah baik. Bahkan sampa
Terakhir Diperbarui : 2025-06-16 Baca selengkapnya