Share

PART 121: Orchard

Author: Titi Chu
last update Last Updated: 2025-06-13 18:00:51

Jalan-jalan yang dimaksud Gun adalah kami berkeliling dan mengunjungi ION Orchard, sebuah mal futuristik dengan arsitektur memukau. Tapi aku senang sih, maksudnya, perempuan mana yang tidak suka diajak jalan-jalan apalagi kalau ditambah dengan berbelanja?

Kami melompat dari satu toko ke toko lain, melihat koleksi terbaru. Mulai dari tas, sepatu, perhiasan sampai gaun.

"Kamu mau pakai itu?" tanyanya saat aku menarik satu gaun silk berwarna dusty rose berpotongan backless sehingga mengekspose bagian punggung.

"Memang kenapa?"

"Kurang pantas."

Astaga. "Tapi ini lucu."

"Cari yang lebih..." Dia seolah kesulitan mencari kata-kata, memandang sekitar, yang penuh pakaian dan gaun. Kemudian mengembuskan napas pelan. "Sopan."

Aku mendengus. "Kalau dipakai di gala dinner atau opening De Luca nanti kan lucu, itu nggak terlalu berlebihan kok, untuk acara fancy bisa, santai bisa. Kalau aku ambil itu, aku bisa pakai di mana aja."

<
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Erna Dwiandriyani
nunggu update lagi...jgn lama2 penasaran
goodnovel comment avatar
Dinlea
sdh sampai bab segini dan Hiro naga udah besar adh selayaknya tau papa aslinya
goodnovel comment avatar
Titi Chu
kak makasih banyak 🩷🩷
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 123: Begal Kecil

    Aku terbangun dengan perasaan hampa dan mimpi abstrak yang mengingatkanku akan kenangan kami. Keringat dingin merembes di kulitku, namun angin sejuk terasa menampar lembut dari sela jendela. Begitu mataku terbuka, Gun sudah tidak ada. Kuraba-raba ranjang yang baru saja dia tiduri. Dingin. Berarti dia sudah pergi cukup lama. Ponselku yang tergeletak di atas nakas terdengar berdenting sekali. Notifikasi pesan masuk. Aku mengusap layarnya yang retak secara perlahan. (Zara: puas fitnah gue, sepupu?) Aku mengabaikannya, perlahan beringsut duduk, sadar bahwa Zara hanya mencari perkara. Tapi ponselku berdenting lagi. (Zara: kalau ada satu org yg gak suka sama lo, itu bisa dipertanyakan, tp kalau ada banyak yg gak suka sama lo, bukankah harusnya lo intropeksi?) (Zara: karma waiting for u bitch!) (Paramita: cuma lo yg gak suka sama gue dan menghas

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 122: LDR

    (Flashback) "He's fallin' in love, isn't he?" Meira menyenggol bahuku ketika melihat Gun di antara kerumunan. Kami sedang merayakan kontrak salah satu program terbaru Gun. King Chef. Selama beberapa minggu terakhir Gun sangat gusar. Dia terang-terangan mengatakan padaku kalau dia sangat ingin mendapatkan program itu, yang menurutnya tipenya banget. "Konsepnya adventure, kami akan keliling Indonesia, menemukan tempat-tempat yang menurut masyarkat setempat sangat bagus. Simplenya hidden gem. Lalu aku akan masak di sana dengan latar belakang panorama keindahan Indonesia, yang selama ini nggak dikenal. Bisa kamu bayangkan gimana serunya Mita?" Sebagai orang yang sudah mengenal Gun selama empat tahun terakhir dan paham kalau dia adalah tipikal ekstrovert yang tidak bisa diam di satu tempat. Aku sangat mengerti keinginannya ini. Tapi meski mengatakannya dengan antusias, dia keliha

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 121: Orchard

    Jalan-jalan yang dimaksud Gun adalah kami berkeliling dan mengunjungi ION Orchard, sebuah mal futuristik dengan arsitektur memukau. Tapi aku senang sih, maksudnya, perempuan mana yang tidak suka diajak jalan-jalan apalagi kalau ditambah dengan berbelanja? Kami melompat dari satu toko ke toko lain, melihat koleksi terbaru. Mulai dari tas, sepatu, perhiasan sampai gaun."Kamu mau pakai itu?" tanyanya saat aku menarik satu gaun silk berwarna dusty rose berpotongan backless sehingga mengekspose bagian punggung."Memang kenapa?""Kurang pantas."Astaga. "Tapi ini lucu.""Cari yang lebih..." Dia seolah kesulitan mencari kata-kata, memandang sekitar, yang penuh pakaian dan gaun. Kemudian mengembuskan napas pelan. "Sopan."Aku mendengus. "Kalau dipakai di gala dinner atau opening De Luca nanti kan lucu, itu nggak terlalu berlebihan kok, untuk acara fancy bisa, santai bisa. Kalau aku ambil itu, aku bisa pakai di mana aja."

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 120: Asshole

    "Di kamar Mba Hana gimana, nyaman?" "Nyaman kok, pemandangannya aestetik, kamar kita kan sebelahan. Kenapa Mita? Kamar kamu nggak nyaman?" "Kamar mandi Mba juga berarti transparan?" "Ya enggak, nggak bisa tidur saya nanti, ngeri ada yang mandangin dari dalam." Kemudian dia bergidik dan berderap menjauh dariku. Kenapa aku tidak memikirkan hal yang sama? Ya karena manusia yang sekamar denganku jauh lebih seram daripada jurik. Bayangkan, dia berkata ruangan kamar mandi itu otomatis, tapi ternyata aku harus menekan tombol jika ingin kacanya yang transparan berubah gelap, itu bahkan bisa diakses menggunakan voice. Jadi selama aku berganti pakaian dia melihat.... Wajahku terasa panas. "Kenapa?" tanyanya datar saat aku prengat-prengut. "Aku sudah pernah melihat semuanya." Mataku melotot. "Kamu nggak adi

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 119: Frosted

    "Paspor Gun." Aku melotot ngeri ketika roda pesawat menyentuh landasan Seletar Airport, Gun sedang sibuk berbicara pelan dengan kru jet, ekspresinya tenang seperti biasa, seolah dia tidak baru saja menculikku ke negara lain dengan gaya mafia. "Itu sebabnya semalam aku menyuruh kamu membawa dokumen lengkap. Kamu nggak membawanya Mita?" "Bawa, tapi aku hampir nggak mau bawa semalam karena nggak perlu. Gimana kalau aku beneran nggak bawa?" "Then, kamu pulang lagi ke Jakarta." Manusia crazy rich ini memang agak lain. Sepertinya Gun sudah terbiasa ke mana-mana serba cepat. "Kamu ini jahil sekali," gumam Mba Hana di samping kami sambil terkekeh. "Maafkan dia Mita, kelakukannya dari dulu nggak pernah berubah. Ada yang bilang anak laki-laki hanya bertambah umur tapi nggak bertambah dewasa." Nah, aku setuju untuk Gun. "Saya pikir kamu sudah tau jadwal kita hari ini makanya

  • Chef Galak Itu Mantan Pacarku   PART 118: Crumble Almond

    Bagaimana caranya untuk menghindar dari Gun? Rasanya mustahil. Kami selalu bersama. Ke mana pun mataku memandang selalu ada dia. Satu-satunya cara adalah kabur, membawa anak-anak kembali ke apartemen, tapi itu pun terdengar ekstrem. Yah aku pernah melakukannya, dan aku tidak ingin melakukannya lagi tanpa alasan yang jelas. Gun hanya akan ngotot.Namun pasrah bukan pilihan."Coba ini," kata Gun tiba-tiba. Menggeser nampan ke hadapanku. "Daripada kamu bengong terus, lebih baik kamu melakukan sesuatu yang bermanfaat."Bengong?Hei, aku sedari tadi melompat ke sana- kemari. Memangnya dia tidak lihat?Aku bahkan masih di kitchen, meskipun keberangkatan kami sudah dijadwalkan besok pagi. Tapi dia tetap menyuruhku produktif sampai detik terakhir. Laki-laki ini memang tidak bisa diam dan gila kerja."Apa ini?" tanyaku akhirnya mengalah."Dessert."Semua orang juga tahu, tapi aku butuh penjelasan. Saat aku diam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status