Semua Bab Rahasia Cinta Tuan Jonas : Bab 31 - Bab 40

Alesha gagal melarikan diri ke dalam kamarnya. Baru sampai ia melangkah di tiga anak tangga terbawah, tubuhnya sudah ditangkap Jonas dan dibawa ke dalam pelukan pria itu. "Jonas, jangan macam-macam kamu! Aku masih datang bulan!" Alesha berseru panik. Takut jika Jonas merealisasikan ucapannya. "Ya, aku tahu!" Gemas, Alesha memukul punggung tangan Jonas yang masih melingkar di perutnya. "Ya udah, lepas sekarang kalau gitu!" "Enggak! Aku belum bikin pelajaran karena kamu udah bilang aku bodoh!" Alesha berdecak protes. "Memang kamu bodoh gara-gara cemburuan!" "Udah aku bilang aku--" "Cem-bu-ruan!" sergap Alesha sebal. "Aku jelasin semuanya sama kamu! Lepas sekarang!" Tak menurut, dengan enteng Jonas mengangkat tubuh Alesha dari belakang dan mendudukkan tubuh ramping itu ke pangkuannya. Alesha sudah tentu teriak-teriak protes. "Heh, aku bisa duduk sendiri!" Tangan Jonas bergerak cepat menahan tubuh Alesha yang akan berpindah tempat duduk. "Duduk di sini sama aku!"

Pertanyaan bersahutan dari Alesha dan Jihan diangguki saja oleh Jonas. "Masa' dia enggak pulang sih? Terus dia tidur di mana semalam?" tanya Jihan dengan penuh keheranan. "Kemungkinan dia tidak tidur, atau tidur di mobil...." "Sebentar... kok kamu bisa tau dia enggak pulang sama sekali? Kan siapa tau dia--" "Baju yang dia pakai masih baju yang kemarin, Sayang. Aku masih ingat setelan jas dan kemeja yang dia pakai," jawab Jonas pada pertanyaan yang diajukan Alesha, meski belum selesai namun ia paham kemana arahnya. "Em iya sih, aku juga ingat dia pakai baju yang sama, tapi bisa saja kan di rumah dia punya banyak kemeja seperti itu? Lagian dia tadi lumayan rapi dan wangi kok, enggak kelihatan kucel karena belum mandi." Jihan masih sangsi dengan jawaban suami sahabatnya itu, karena fakta yang ia lihat tadi Jeno mempesona seperti biasa. Jonas terkekeh kecil. "Jeno orang yang sangat memperhatikan penampilan, apalagi mau menemui pacarnya, tidak mungkin dia berpenampilan jelek.

Dihadang dan dikatai tidak enak didengar oleh seseorang di hadapannya tak membuat Alesha berkecil hati. Sudah biasa ia diperlakukan seperti ini. Kali ini tetap sama, Alesha tidak mau peduli dan berniat melewati begitu saja mereka yang menghadangnya. "Heh gembel, lo enggak berkepentingan di sini! Jadi jangan belagu!" Wanita bertubuh ideal selayaknya model ini mendorong kasar Alesha hingga mundur dua langkah. Alesha menghela napas kasar dan terpaksa angkat bicara. "Yori, aku enggak pernah ada masalah sama kamu, tapi kenapa kamu terus-terusan ganggu aku?" Sahutan Alesha dibalas kekehan sinis wanita yang dipanggil "Yori" tersebut. "Iya, kita memang enggak ada masalah, tapi gue tetep enggak suka karena lo yang selalu caper ke Fadli!" "Aku sama Fadli cuma teman, kalau kamu enggak suka, ya udah itu urusan kamu, bukan aku!" Alesha hendak melangkah pergi, namun dengan cepat Yori mencekal pergelangan tangannya. "Lo enggak diizinkan masuk!" "Gedung ini

Jonas melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke sebuah alamat. Pria itu sedang emosi, makanya Alesha tak berani komplain diajak seperti balapan begitu. Lagi pula, ia sudah terbiasa saat Jihan yang mengemudikan mobil. Temannya itu juga selalu mengebut. "Ini rumah siapa?" Alesha mengeluarkan suara sesaat setelah Jonas menghentikan laju mobilnya dan sekarang sedang melepas seat belt di tubuh Alesha. "Si biang kerok. Yang berani sekali membuat kekacauan di dunia ini!" Dahi Alesha berkerut dalam. "Berarti kamu udah tau siapa yang kirim video sama pesan provokasi ke aku? Siapa?" "Tunggu sebentar lagi kamu akan tau, Sayang. Ayo turun." Alesha mengangguk saja lalu ikut akan membuka pintu mobil, namun tangan Jonas menahannya. "Tunggu di sini dulu. Aku yang bukakan pintu buat kamu...." Senyuman Alesha mengembang sempurna. Ia suka act of service yang dilakukan suaminya. Ia merasa dicintai juga dihargai disaat yang bersamaan. Bagaimana Alesha tak semakin terjerat pesona

Jonas mendapatkan serangan bertubi-tubi dari Alesha hingga ia jatuh terduduk. "Salah aku apa?" tanya Jonas setelah Alesha mengakhiri serangannya. "Kamu mesum enggak tau tempat!" jawab Alesha dengan napas tersengal-sengal serta tatapan mata sebal tertuju pada sang suami. Jonas bangun berdiri dan berpindah duduk di bangku yang sama dengan Alesha. "Mesum apanya? Aku cuma bilang--" "Heh jangan dilanjutin!" Tangan Alesha membekap mulut Jonas. Yang secara otomatis kalimat Jonas tak akan berlanjut. "Sudah, ayo pulang! Di sini kamu makin enggak tau tempat. Bikin malu!" Alesha bangkit berdiri lalu tangannya meraih tangan suaminya dan menariknya ikut berdiri. Kali ini tidak susah, karena Jonas sendiri memang bersedia berdiri tidak seperti saat berlutut tadi. Perlu dipaksa dan berat sekali! "Tadi kamu kesini naik apa?" Alesha menghentikan langkahnya yang kurang beberapa meter sampai di depan mobilnya. "Pinjam mobil Jeno. Itu!" Jonas menunjuk mobil yang terparkir di belakang mobil