บททั้งหมดของ Rahasia Cinta Tuan Jonas : บทที่ 61 - บทที่ 70

Dengan jantung berdegup kencang, Alesha berjalan menuruni anak tangga, berniat menemui tamu yang kata salah seorang karyawannya bilang "maksa" tersebut. Alesha was-was, jika pertemuan dengan laki-laki ini sampai pada Jonas. Meski berada di luar kota dan sedang sibuk, pria itu pasti akan selalu memantau dari jauh. Jonas akan tahu apa saja yang Alesha temui dan apa saja yang terjadi pada dirinya, karena pria itu akan selalu menerima laporan dari beberapa anak buah yang ditugaskan untuk menjaga Alesha. Tak bebas, tapi Alesha pasrah dan terima saja. Ini konsekuensi menikah dengan Jonas. Ini juga sebagai bukti perlindungan yang diberikan suaminya. Bukti over protective pria itu. Sebagai istri salah satu orang terkaya di kota, penjagaan ketat seperti ini sudah biasa dilakukan. Bukan berlebihan, tetapi memang resiko jadi sasaran kejahatan dari saingan bisnis lebih besar. "A-Aldo, mau apa kamu datang ke sini?" tanya Alesha dengan nada serta raut mukanya yang tampak tidak suka denga

Alesha keluar dari ruangannya dan bergegas mencari keberadaan Jihan. Ia langsung menuju tempat sahabatnya itu berada. Di cafenya ini, Jihan memang memiliki tempat favorit yang sering digunakan ketika datang. Meja nomor 43. Letaknya berada di area outdoor bagian dalam cafe. Dan benar saja gadis itu tengah di sana. Serius menatap laptop yang ada di depannya. Agar tak membuat sahabatnya itu kaget dan bisa merusak konsentrasi, Alesha memanggilnya begitu sudah berdiri di hadapannya. "Eh Nyonya Alex Pramudya sudah mau keluar kandang... sudah selesai marah-marahnya, Nyonya?" tanya Jihan menyindir. Alih-alih tersinggung, Alesha tertawa saja menanggapinya. Sudah biasa, saling ledek antar sahabat seperti itu. "Kasihan suami aku, Ji... dia dikurung sama pacar kamu!" sahut Alesha mengadu. Jihan terkesiap. Dahinya mengernyit dalam. Bingung. "Dikurung? Pacar aku? Gimana maksudnya sih? Enggak paham aku!" Lalu, Alesha mulai menceritakan seperti yang dikatakan Jonas tadi. Reaksi Ji

Alesha kembali menelpon suaminya. Kali ini dengan emosi menggebu-gebu. "Heh Jonas, cari mati kamu!" geram Alesha begitu panggilan telepon tersambung. Tidak ada basa-basi lebih dulu sebelumnya. Bahkan sapaan "halo" pun tidak ada. "Sayang, kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba marah?" Bagaimana tidak bingung, jika sambungan telepon untuk komunikasi mereka sebelum ini semuanya baik-baik saja. Mereka tertawa-tawa bahagia dan sekarang berbanding terbalik. "Ck dasar laki-laki buaya! Sialan!" Umpatan Alesha membuat Jonas semakin kebingungan. Pasalnya, sejak Alesha mulai menerima kehadirannya, tidak pernah lagi berkata kasar padanya. "Sayang...? Kenapa?" "Aku benci sama kamu Jonas!" teriak Alesha lantang. "Astaghfirullah! Jelaskan dulu ke aku, Sayang! Kamu kenapa?" Hampir putus asa Jonas di ujung sambungan. Pertanyaannya belum ada yang dijawab. "Siapa Aal? Nama mantan pacar kamu? Belum bisa move on kamu? Sialan! Harusnya kamu nikahi dia bukan aku!" Masih dengan emosi meledak-ledak A

Penasaran dengan kisah cinta Kiara, Alesha melanjutkan pertanyaan-pertanyaan lainnya. "Terus sekarang gimana? Putus?" Bahu Kiara mengedik tak tahu. "Aku pulang ke Indonesia tanpa kasih kabar ke dia. Lagian, dia juga pasti enggak akan sadar kalau aku pergi. Dia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, sementara aku hanya sebagian kecil dari hidup dia." "Ya ampun lebih parah dari perlakuan Jeno ke Jihan. Ck tega sekali pacar kamu itu!" Alesha ikut menggeram kesal dengan yang diterima Kiara. Kiara tersenyum tipis, namun tak bisa menutupi rasa sesak yang dirasakannya. "Eh tapi kakak kamu tau soal ini?" tanya Alesha lagi. Kepala Kiara menggeleng. "Enggak. Kak Jo tahunya aku punya pacar tapi sudah putus. Kalau seandainya tahu, aku yakin pacar aku enggak akan selamat dari amukan Kak Jonas sama Kak Jeno!" Alesha bergidik ngeri. "Semuanya pasti akan dihancurkan Jonas. Serem banget kakak kamu itu kalau ngamuk!" Kiara mengangguk setuju, "makanya itu, aku sengaja enggak cerita apa

"Aku malas cerita soal dia, Sha. Sudah terlanjur sakit hati banget pokoknya!" "Eh bukan maksud aku minta kamu ceritain soal dia, Kia. Aku cuma penasaran nama lengkap mantan pacar kamu. Soalnya teman aku ada yang namanya Fandy juga dan dia tinggal di Singapura buat melanjutkan perusahaan orang tuanya--" "Huh pasti cuma namanya yang mirip, Sha. Fandy mantan aku ini teman aku kuliah pasca sarjana. Dia dapat beasiswa buat melanjutkan kuliahnya di sana!" sela Kiara menerangkan. Alesha menghela napas lega. "Ah begitu ya? Syukur deh kalau Fandy ini bukan Fandy temen aku. Kalau misalnya iya, sudah pasti aku pukul bolak-balik sampai pingsan dia!" Kiara tertawa geli. "Kalau Fandy teman kamu, aku yakin orangnya ganteng, baik hati, ramah... iya kan?" Alesha terkekeh sendiri. "Iya sih... cuma teman aku ini kadang ada gila-gilanya!" "Maksudnya?" dahi Kiara berkerut bingung. "Dia itu teman yang berani maju nomor satu kalau temannya ada yang disakiti. Enggak peduli setelahnya dia babak