Laurent menatap Damian dengan sorot mata tajam penuh bara. Pergelangan tangannya masih merah, bekas ikatan yang baru saja dilepas oleh lelaki itu. Nafasnya memburu, bukan karena takut—tapi karena marah."Aku tahu kenapa kau melakukan semua ini," desisnya lirih, tapi tajam bak belati.Damian berdiri membisu, rahangnya mengeras. Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya."Dulu, kau bahkan tak sudi menatapku. Kau jijik padaku, Damian. Kau tak pernah memberiku kesempatan menjadi istrimu… dan sekarang?" suara Laurent meninggi, getarannya menyimpan luka lama yang kembali menganga. "Sekarang kau ingin bersamaku?"Matanya berkilat. Luka masa lalu menari-nari dalam tatapannya. "Karena aku sudah seperti ini, ya? Karena aku sudah punya nama, karena aku sudah berdiri di atas kakiku sendiri, makanya kau datang mencariku!" tuduh Laurent, nadanya penuh amarah dan kekecewaan yang mendidih.Damian masih tak bergeming, tapi matanya tak lepas dari wajah Laurent."Jangan lupa, Damian," ucap Laurent l
Terakhir Diperbarui : 2025-04-10 Baca selengkapnya