Semua Bab SANG PEWARIS : Bab 21 - Bab 30

Demi menghilangkan rasa penasaran dalam hati mereka. Elkan berencana membawa Haniyah untuk melihat lokasi ruko yang menjadi hak mereka.Pukul delapan pagi, Elkan dan Haniyah sudah sampai di sebuah perumahan elit di ujung kota Jakarta.Sebuah ruko kecil berdiri di hadapan mereka, nampak tidak ada yang aneh dari ruko itu. Pintunya tertutup rapat dan tidak ada yang mengawasi.Di seberang ruko itu ada kantor pemasaran dengan tulisan ‘Lavender Residence’. Terlihat beberapa orang bersetelan rapi masuk ke kantor tersebut, nampaknya jam kerja mereka sudah dimulai. Elkan mengajak Haniyah ke arah kantor pemasaran tersebut untuk bertanya lebih jelas.“Selamat pagi,” sapanya pada seorang yang berada di ruang depan.“Pagi Pak, ada yang bisa dibantu?” Perempuan dengan setelan abu-abu menjawab sapaan Elkan dan mempersilahkan keduanya duduk di sofa tamu yang sudah disiapkan.Elkan dan Haniyah duduk berdampingan sementara wani

Saat Haniyah dan Elkan memasuki ruko, mereka sempat terkejut melihat Pak Rusli dan Kang Ujang ada di dalam ruko. Mereka nampak sedang duduk melingkar di atas karpet.“Pak Rusli? Anda di sini?” tanya Elkan sambil menyalami Pak Rusli. “Kang Ujang juga?” Kang Ujang meraih tangan Elkan saat diajak bersalaman. Sementara Haniyah menangkupkan tangannya di depan dada.“Iya kami di sini Kan.” Elkan menatap Haniyah sebentar, lalu berpindah tatap pada Rumi yang ikut bersama mereka. Anak itu nampak bingung dan tidak tahu mau melakukan apa di ruko kosong itu.“Anaknya biar diajak main sama cucu saya saja.” Seorang anak perempuan seumuran dengan Rumi datang menghampiri dari satu sudut dan mengajak Rumi berkenalan. Anjani namanya.Gadis kecil itu mengajak Rumi bermain diluar, tapi Haniyah melarang.“Main di atas saja ya, di atas ada banyak buku bisa kalian baca.” Haniyah menunjuk ke arah tangga dan membuat Rumi melihat sekilas.“Komik ada onty?” Haniyah mengangguk pelan.“Komik, novel, kumpulan cerp

BAB 25 - PEWARIS SAHDari seorang nona muda yang tidak dianggap tiba-tiba diamanahkan memegang satu perusahaan sejujurnya membuat Haniyah tidak bisa berpikir jernih saat itu. Dilihatnya satu persatu wajah-wajah di hadapannya.Ada tatapan penuh harap dari mereka yang berada di hadapan Haniyah, sementara di mata Elkan–suaminya, Haniyah menemukan tatapan hangat penuh kasih. Tatapan itu seolah berkata, jangan khawatir, aku ada di sampingmu.“Sejujurnya aku gak yakin akan bisa…” Haniyah menjeda kalimatnya, “tapi kalau kamu ada di sampingku, akan aku usahakan yang terbaik.” Elkan mengulas senyum dan mengangguk pelan. “Om dan yang lainnya akan terus bantu kan? Aku gak akan dibiarkan sendiri kan?” harap Haniyah.“Kami akan selalu ada di sampingmu

Haniyah nampak berbeda selama perjalanan, dan sungguh Elkan tidak tahu apa penyebabnya. Berulang kali bertanya pun Haniyah tidak memberi jawaban kecuali gelengan dan kata ‘gak apa-apa kok’, yang justru jawaban itu membuat Elkan yakin istrinya menyembunyikan sesuatu.Tapi Elkan juga sadar, memaksa Haniyah bicara sama saja memancing keributan. Maka dia memutuskan untuk mengikuti alur saja.“Kita mau makan dimana?” tanya Elkan mengalihkan pembicaraan dan itu sukses membuat Haniyah menoleh padanya.“Pecel ayam pinggir jalan mau gak?” Elkan tersenyum tipis sambil mengangguk pelan. “Yang di dekat kampus aja boleh?” Sekali lagi Elkan mengangguk menyanggupi.Setelah obrolan itu, Haniyah kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela dan suasana kembali hening. Elkan hanya sesekali melirik ke arah Haniyah, meskipun pada akhirnya tidak bicara sepatah pun.Elkan memarkirkan mobilnya di dekat area kampus, lalu turun dari mobil, memutar da

 Haniyah sedang asik di dapur menyiapkan makan siang bersama Mbok Minah. Dengan cekatan dia membuat ayam goreng lengkuas, tumis buncis bawang putih, sambal dan sebagai pelengkap dia juga membuat lemon sereh yang katanya favorit Elkan.Hari ini, dia berniat membawakan Elkan makan siang ke kantornya.[Assalamu’alaikum Hubby, di kantor gak?] - untuk memastikan Elkan ada di kantor haniyah mengirim pesan ke nomor Elkan.[Wa’alaikumussalam, di kantor Sayang. Ada apa?] - balas Elkan.[Aku lagi masak, mau nyobain gak?] - tawar Haniyah.[Mauuu, sekalian disuapin ju