“Anda tahu bagaimana kondisi dan posisi Anda saat ini, Pak Aditya?” Afrizal tersenyum lebar. “Usaha Anda di ambang kehancuran. Saya masih berbaik hati mau memberikan bantuan karena percaya dengan kemampuan yang Anda punya.” Afrizal terkekeh pelan.“Dengan kata lain, saya harapan terakhir yang Anda punya saat ini.” Afrizal mengempaskan punggung ke sandaran kursi. “Seharusnya, saya yang minta pemutusan kerjasama, bukan sebaliknya. Saya sebagai pemilik modal terbesar yang paling dirugikan dengan kondisi ini.” Afrizal memberi tekanan ada setiap kata yang dia ucapkan.Aditya mengembuskan napas kencang. Dia muak melihat Afrizal yang pandai sekali berakting. “Saya tahu Anda dalang yang ada dibalik keributan ini, Pak Afrizal.”Afrizal terpana mendengar suara dingin dan tatapan tajam Aditya. Sesaat, dia terdiam kehabisan kata-kata. Pemuda di hadapannya ini tidak bisa dianggap main-main. Bahkan, Aditya sepertinya siap memberikan serangan balik andai dia berkeras.“Begini saja, Pak Aditya.” Afri
Terakhir Diperbarui : 2025-05-12 Baca selengkapnya