Share

BAB 81

last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-12 19:10:19

Aditya menarik napas panjang melihat gedung pencakar langit di hadapannya. Lelaki itu membenarkan jam tangan yang dia kenakan. Setelah memastikan penampilannya rapi, Aditya dengan mantap membuka pintu mobil dan berjalan tegak menuju lobby kantor.

“Saya ingin bertemu dengan Pak Afrizal. Belum membuat janji. Katakan Aditya Buana menunggu sekarang.” Aditya berkata tegas pada resepsionis. Dia meletakkan tanda pengenal di meja dan mengambil sendiri kartu tanda pengunjung. Setelah mengalungkannya ke leher, Aditya menulis namanya di buku tamu.

“Baik, tunggu sebentar, Pak Aditya.”

Aditya mengangguk dan meninggalkan gadis resepsionis yang masih memperhatikannya. Dia duduk di sofa dan mengambil koran. Aditya memang langsung berbicara tegas pada resepsionis tadi agar tidak banyak pertanyaan. Dia malas menjadi pusat perhatian karyawan yang melintas.

“Ralin Kamala, model bertalenta dengan segala daya pikatnya kini harus menghadapi ancaman mendekam dibalik dinginnya jeruji besi.”

Aditya menarik nap
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kekasih Suamiku   BAB 85

    “Saya selesai, Jihan.” Aditya menggigit bibir saat mereka keluar dari gerbang pemakaman. Aditya menoleh ke belakang sebelum melanjutkan langkah.Cakra dan Hida sengaja dimakamkan di desa kelahiran Jihan. Selain disana ada yang mengurus dari pihak keluarga Jihan, kondisi Rayna dan Damar yang masih belum sadarkan diri di rumah sakit juga menjadi pertimbangan.“Tempat wisata masih tutup. Sudah sebulan lebih terbengkalai. Kegiatan distribusi air entah bagaimana. Sementara masih berjalan sesuai kontrak. Nanti, setelah semua kontrak selesai saya belum ada bayangan bagaimana memulai lagi.” Aditya berkata pelan. Satu batu kerikil terpental karena tidak sengaja tersepak olehnya saat berjalan. Air hujan yang jatuh ke jalan mengenai ujung celana panjang yang dia kenakan.Jihan berpegangan erat pada Aditya saat melewati jalanan yang licin agar tidak tergelincir. Persis seperti saat ini, mereka saling berpegangan erat agar tidak terperosok pada lembah kesedihan tak berujung.“Papa dan Mama ….” Adi

  • Kekasih Suamiku   BAB 84

    Aditya tertunduk di antara dua gundukan tanah merah. Bunga tabur memenuhi pusara. Aroma mawar, sedap malam dan kenanga bercampur menjadi satu hingga menimbulkan wangi manis yang sangat khas.Nama Cakra Buana dan Hidayati Marham terukir di atas batu nisan. Lelaki itu menggenggam tanah merah di hadapannya. Dia tidak peduli tangannya kotor oleh licak tanah.Gerimis membungkus kota sejak tadi. Menimbulkan rasa dingin dan sendu di hati Aditya. Lelaki itu menengadah agar air matanya tidak kembali tumpah. Mata itu merah karena kebanyakan mengeluarkan air mata. Dia memandang sekitar. Basah. Sebasah perasaannya saat ini.“Pa, Ma ….” Aditya kembali tergugu memandangi dua pusara di hadapannya. Dia tidak menyangka secepat ini kematian memisahkan mereka. Yang paling menyakitkan, Aditya bahkan tidak sempat bertemu dengan kedua orangtuanya untuk terakhir kali. Saat dia sampai, Papa dan mamanya sudah tiada.“Papa dan Mama meninggal dalam perjalanan kemari, Mas.” Ucapan Jihan yang menyambut kedatangan

  • Kekasih Suamiku   BAB 83

    “Anda tahu bagaimana kondisi dan posisi Anda saat ini, Pak Aditya?” Afrizal tersenyum lebar. “Usaha Anda di ambang kehancuran. Saya masih berbaik hati mau memberikan bantuan karena percaya dengan kemampuan yang Anda punya.” Afrizal terkekeh pelan.“Dengan kata lain, saya harapan terakhir yang Anda punya saat ini.” Afrizal mengempaskan punggung ke sandaran kursi. “Seharusnya, saya yang minta pemutusan kerjasama, bukan sebaliknya. Saya sebagai pemilik modal terbesar yang paling dirugikan dengan kondisi ini.” Afrizal memberi tekanan ada setiap kata yang dia ucapkan.Aditya mengembuskan napas kencang. Dia muak melihat Afrizal yang pandai sekali berakting. “Saya tahu Anda dalang yang ada dibalik keributan ini, Pak Afrizal.”Afrizal terpana mendengar suara dingin dan tatapan tajam Aditya. Sesaat, dia terdiam kehabisan kata-kata. Pemuda di hadapannya ini tidak bisa dianggap main-main. Bahkan, Aditya sepertinya siap memberikan serangan balik andai dia berkeras.“Begini saja, Pak Aditya.” Afri

  • Kekasih Suamiku   BAB 82

    “Saya urus semua hari ini, Pa.”“Sip! Sudah dulu ya? Ini baterai Papa lowbat. Assalamualaikum.”“Waalaikumussalam.” Aditya terkekeh mendengar suara protes kedua anaknya sebelum panggilan dimatikan. Mereka sepertinya ngambek dengan Kakek mereka karena tidak sempat ngobrol dengan dirinya.“Pak Afrizal menunggu di ruangan, pak.”“Baik.” Aditya berdiri dan langsung mengikuti langkah wanita berbaju formal itu. Dia menarik napas panjang. Setelah ini, dia akan langsung menyusul anak dan orangtuanya. Mereka akan menghabiskan waktu di kampung kelahiran Jihan.Berlarian di antara pematang sawah. Mandi di sungai sambil memancing ikan. Memandang bukit-bukit yang seperti memagari pedesaan sambil merasakan dingin embun di telapak kaki sudah terbayang-bayang di kepala Aditya. Masakan Ibu mertuanya juga sangat dia rindukan. Makanan pedesaan yang selalu menggugah selera hingga membuat berat badannya naik setiap kali baru pulang dari sana.Rencananya, mereka akan seminggu disana. Sekalian melaksanakan

  • Kekasih Suamiku   BAB 81

    Aditya menarik napas panjang melihat gedung pencakar langit di hadapannya. Lelaki itu membenarkan jam tangan yang dia kenakan. Setelah memastikan penampilannya rapi, Aditya dengan mantap membuka pintu mobil dan berjalan tegak menuju lobby kantor.“Saya ingin bertemu dengan Pak Afrizal. Belum membuat janji. Katakan Aditya Buana menunggu sekarang.” Aditya berkata tegas pada resepsionis. Dia meletakkan tanda pengenal di meja dan mengambil sendiri kartu tanda pengunjung. Setelah mengalungkannya ke leher, Aditya menulis namanya di buku tamu.“Baik, tunggu sebentar, Pak Aditya.”Aditya mengangguk dan meninggalkan gadis resepsionis yang masih memperhatikannya. Dia duduk di sofa dan mengambil koran. Aditya memang langsung berbicara tegas pada resepsionis tadi agar tidak banyak pertanyaan. Dia malas menjadi pusat perhatian karyawan yang melintas.“Ralin Kamala, model bertalenta dengan segala daya pikatnya kini harus menghadapi ancaman mendekam dibalik dinginnya jeruji besi.”Aditya menarik nap

  • Kekasih Suamiku   BAB 80

    Bagi keempat adiknya, dia adalah panutan. Sebagai anak pertama, mata keempat saudaranya tertuju padanya sebagai pembuka jalan kesuksesan. Lalu, apakah dia akan mengorbankan semua itu hanya karena menurutkan luka hati? Egois! Dia sungguh egois jika harus memberangus mimpi adik-adiknya.Bagi keluarga mereka yang pernah mengalami saat dimana makan saja susah, kesuksesan Jihan seperti mimpi yang tak mungkin terjadi. Saat keluarga Buana datang melamar, penduduk desa gempar. Tak ada yang menyangka, keluarga yang dulu rumahnya hampir roboh itu menjadi bagian dari keluarga pengusaha kaya.Sampai saat ini, keempat adiknya sangat menghormati Jihan. Karena kakaknya lah, mereka bisa hidup berkecukupan seperti sekarang ini. Mereka selalu ingat saat pertama kali Jihan membeli sekilo ayam saat menerima honor model pertama kali. Rumah mereka ramai oleh rasa suka cita.Jihan baru kelas dua SMA saat itu. Sekilo ayam yang dia bawa mengalirkan harapan deras di hati keempat adiknya kalau janji kehidupan

  • Kekasih Suamiku   BAB 79

    “Aditya Buana melenggang begitu saja setelah pemeriksaan. Walau jelas terlihat raut kelelahan dari wajah itu, tapi rona lega juga tidak dapat dia sembunyikan. Ada apa sebenarnya dibalik kasus yang menghebohkan hampir sebulan belakangan ini? Kenapa hanya Ralin yang dijadikan tersangka? Apakah ada permainan tingkat elit di dalam sana? Atau justru Aditya datang dengan bukti tak terbantahkan bahwa dia justru adalah korban?”Jihan menarik napas panjang mendengar berita di televisi. Tiga hari dia tidak ada kontak dengan Aditya sama sekali. Wanita itu sengaja mematikan ponsel. Dia hanya rutin berhubungan dengan Rayna dan Damar. Itu pun melalui ponsel milik ibunya.“Makan dulu.” Namira mengelus punggung Jihan pelan. Dia menatap sendu pada anak pertamanya itu. Berat benar cobaan pernikahan yang harus anaknya lalui. “Ibu sudah masak tumis genjer, sambal tomat petai dan telur dadar gobal gabul kesukaanmu.”Namira tersenyum lebar melihat Jihan bangkit dari duduknya. Tiga hari disini, baru kali in

  • Kekasih Suamiku   BAB 78

    “Berapa lama?" Aditya mengikuti Jihan yang berjalan ke kamar. Dia memilih duduk di ranjang sambil memperhatikan Jihan yang mulai bersiap-siap untuk berangkat."Aku butuh waktu, Mas." Jihan mengembuskan napas kencang. "Aku tidak menyangka hal ini akan terulang lagi. Rasanya lebih menyakitkan dari yang pertama karena anak-anak sudah mengerti. Selamanya rekam jejak itu akan abadi di layar kaca menjadi mimpi buruk mereka hingga tua.""Maaf …." Aditya mendekati Jihan. Dia memeluk istrinya erat-erat. Jihan sempat mengamuk saat dia sadarkan diri. Cakra Buana sengaja mengajak kedua cucunya pergi agar Jihan dan Aditya bisa bicara berdua. "Saya dijebak, Jihan." Hanya kalimat itu yang sanggup dia katakan di tengah amukan dan makian yang istrinya sampaikan saat itu.Seminggu lebih mereka bertengkar hebat. Hingga akhirnya Aditya berhasil mendapatkan rekaman CCTV hotel tempat kejadian. Jelas terlihat lelaki itu berjalan sempoyongan menuju lift. Ralin setengah berlari saat pintu lift akan tertutup.

  • Kekasih Suamiku   BAB 77

    “Kamu jadi pulang?” Aditya berjalan mendekati Jihan yang masih menatap televisi. Lelaki itu mengembuskan napas kencang membaca headline berita. Dia menggertakkan gigi melihat inisial AB di sana.“Jadi, Mas.” Jihan mengambil remot dan mematikan televisi. Dia berdiri dan tersenyum menatap Aditya yang memperhatikan wajahnya. Mata itu terlihat sendu dan kuyu. “Sekalian nanti mau mampir ke rumah Mama Papa, mau lihat Rayna dan Damar dulu.”“Jihan, saya ….”“Hadapi, Mas, hadapi.” Jihan menyusut air matanya yang mengalir perlahan. Kejadian ini benar-benar membuat jiwanya lelah. Dia butuh dikuatkan sementara anak dan suaminya justru sedang butuh penguat. “Kalau Mas tidak bersalah, buktikan.”Aditya terengah mendengar ucapan istrinya. “Apa yang harus saya buktikan, Jihan? Yang ada di foto dan video itu benar saya.” Aditya menggenggam tangan Jihan erat. Dia dapat merasakan tubuh wanita itu bergetar hebat. Dalam sekali sentakan, Jihan sudah berada dalam pelukannya.“Kenapa tidak langsung cerita?

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status