Bab 80 Pikiran Yang Sama"Aruna!"Itu adalah teriakan terakhir dari Bastian, sebelum ia terbatuk-batuk dan memejamkan mata demi mengusir rasa pusing di kepala. Bastian pun mengepalkan tangan. Itu pun dilakukan tanpa tenaga, karena sekarang ini tubuhnya benar-benar lemah."Kalau saya sudah sehat, kamu harus menerima akibatnya, Run!" gumamnya masih tak terima.Sementara Aruna yang sudah keluar dari kamar, menjejalkan kunci ke dalam saku celananya. Tak akan pernah Aruna biarkan suaminya yang keras kepala itu keluar dari kamar, sebelum benar-benar sembuh betul dari sakitnya."Pak Tono belum pulang ya, Bi?" tanya Aruna mendatangi area para pekerja rumah tangga."Belum, Bu, mungkin sebentar lagi. Ibu mau titip sesuatu?""Nggak, kok, Bi. Oh, iya, saya mau nanya sesuatu." Aruna berbalik menuju dapur. Rencananya ia hendak membuat bubur. "Mas Bastian suka bubur nggak, ya?""Suka, Bu, tapi jangan pakai kacang dan seledri."Ah, begitu. Aruna mengangguk dan mulai membuat bubur. Marini sudah menawa
Last Updated : 2025-05-25 Read more