Saat aku membuka mataku pagi itu dan menoleh ke samping, ternyata Tiara belum pulang. Jujur, aku tidak peduli dan malah berharap dia tidak pernah kembali.Setelah selesai mandi dan bersiap untuk kerja, aku ke ruang makan. Di sana aku sudah melihat Mama Siska sedang menyiapkan sarapan.Dia menatapku, tersenyum tipis.“Raka, Mama buatkan bekal, ya,” katanya, menunjuk kotak makan di meja.Aku kaget.“Nggak usah, Ma, jangan repot-repot,” tolakku, merasa tidak enak.Tetapi dia tetap memaksa, “Sudah, ambil saja. Mama sengaja mempersiapkannya dari tadi untuk kamu.”Matanya lembut, penuh perhatian, membuat hatiku hangat.Aku terharu—mertuaku yang memperhatikanku, sementara istriku entah di mana, mungkin bersama Alex.Nayla ikut, berkomentar, “Abang, seperti anak TK aja, dibuatkan bekal segala!”Aku tersenyum, menggodanya balik, “Justru kamu yang lebih cocok seperti anak TK, lihat tasmu, seperti mau piknik!”Dia cemberut, dan aku malah aku tertawa, sementara Mama Siska hanya menggeleng-geleng
Huling Na-update : 2025-04-23 Magbasa pa