Pintu kantor kembali terbuka, dan Liana masuk bersama Sarah. Liana, seperti biasa, berjalan dengan percaya diri, rambutnya tergerai rapi, senyumnya manis. Matanya langsung mencariku, dan saat melihatku, dia melambai kecil.“Pagi, Raka!” sapanya, nada genit yang sengaja dibuat-buat.“Pagi,” jawabku singkat, tidak menoleh lama, fokus ke layar laptop.Sarah, yang berjalan di belakang Liana, menyapaku dengan santai.“Pagi, Ka! Siap ketemu klien besar nanti?”“Siap, dong,” balasku, tersenyum kecil pada Sarah. Dia selalu ramah, tidak pernah bikin suasana canggung.Liana, seolah tidak puas dengan sikapku yang cuek, mendekati mejaku.“Raka, yang untuk presentasinya sudah oke? Kalau butuh bantuan, bilang aja, ya,” katanya, suaranya lembut, tapi ada nada menggoda yang membuatku risih.“Aman kok, Li. Makasih,” jawabku datar, tetap menatap layar.Aku bisa merasakan tatapannya masih tertuju padaku, tapi aku tidak ingin memberi celah.Namun, Liana tidak menyerah. Dia mencondongkan tubuh, dan berbis
Huling Na-update : 2025-04-26 Magbasa pa