Sesampainya di depan rumah, aku memarkir motor dan melepas helm.“Za, mampir ngopi dulu, yuk,” ajakku, setengah bercanda.Reza menggeleng, tapi aku tetap memaksa. “Ayolah, bro! Lu nggak pernah mampir sejak gua nikah. Sekali ini aja!”Akhirnya dia mengalah, memarkir motornya dan mengikutiku masuk.Di dalam, aroma masakan Mama Siska langsung menyapa. Dia sedang di dapur, mengaduk sesuatu di wajan, rambutnya diikat asal tapi tetap terlihat mempesona.“Ma, aku pulang! Ada tamu, nih!” seruku, membuatnya menoleh.Mama Siska tersenyum lebar, menghapus tangan ke celemek.“Eh, ada tamu? Siapa ini, Raka?” tanyanya, mendekat.Reza berdiri di sampingku, dan aku bisa melihat matanya melebar saat melihat Mama Siska. Dia seperti lupa berkedip, wajahnya kaku tapi penuh kagum.“Ini Reza, Ma. Temanku dari kantor,” kataku, memperkenalkan.Reza buru-buru mengulurkan tangan, dan saat bersalaman, dia memegang tangan Mama Siska sedikit terlalu lama. Aku memicingkan mata, merasa ada yang aneh.“Senang ketemu
Last Updated : 2025-04-27 Read more