Accueil / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 66. Dinner Singkat dan Peluang Lain?

Share

Bab 66. Dinner Singkat dan Peluang Lain?

last update Dernière mise à jour: 2025-04-28 20:19:35

"Kamu sudah siap?" kataku di sebelum pergi.

"Sudah Raka," katanya ketika sudah duduk di jok belakang.

Motor melaju pelan di jalan malam, angin sejuk membelai wajahku. Mama Siska memeluk pinggangku erat, tubuhnya hangat di belakangku.

Restoran yang kutuju adalah tempat kecil di pinggir kota, dengan pemandangan lampu-lampu gedung yang berkilau seperti bintang.

Aku memarkir motor, membantu Mama Siska turun, dan dia tersenyum malu-malu, rambutnya sedikit berantakan karena angin.

“Raka, ini beneran nggak apa-apa, kan? Kalau Nayla pulang duluan gimana?” katanya, nadanya cemas.

“Tenang, Ma. Kita cek dulu,” jawabku, mengeluarkan ponsel.

Aku menghubungi Nayla, dan suaranya yang ceria langsung terdengar. “Bang, aku masih di kampus, ada acara. Pulang mungkin jam sepuluh atau lebih. Kenapa memangnya?”

“Nggak apa-apa, Nay. Hati-hati, ya,” kataku, mengakhiri panggilan.

Aku menatap Mama Siska, tersenyum. “Aman, Ma. Kita punya waktu sampai jam sembilan.”

Dia menghela napas lega, pipinya memerah. “Ka
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 233. Kabar Raka sampai pada Tiara

    Seketika, ruangan hening, lalu pecah dalam tepuk tangan meriah. Mrs. Sariani, dengan air mata mengalir, memeluk Raka erat, diikuti Mr. Henri yang juga terharu. Siska, yang masih berdiri di panggung dengan gaun emerald yang memukau, ditarik Mrs. Sariani untuk bergabung dalam pelukan. Nayla dan Lila, yang tak kuasa menahan air mata, naik ke panggung, memeluk Siska dan Raka. Suasana menjadi haru, lampu-lampu kamera wartawan berkedip tanpa henti, merekam momen emosional itu.Di antara tamu, teman-teman kerja Raka dulu Reza, Liana, dan Sarah berdiri dengan mata berkaca-kaca, tersentuh oleh kata-kata Raka. Namun, tidak semua setuju. Paman George, yang duduk di barisan depan, memandang dengan wajah kaku, jelas tidak merestui hubungan ini. Beberapa tamu bisnis konservatif juga berbisik, masih mempertanyakan keputusan Raka.Pesta berlanjut dengan suasana yang kembali meriah. Satu per satu, tamu mendekati Raka dan Siska untuk mengucapkan selamat, meski beberapa hanya berbasa-basi. Mr. Henri men

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 232. Suasana memanas

    Sore itu, semua sibuk berdandan. Nayla mengenakan gaun midi berwarna lavender dengan detail renda, rambutnya digelung elegan. Tom, Jack, Liam, dan Ethan memakai jas hitam dan putih, tampak gagah. Lila memilih gaun merah cerah yang memperlihatkan sisi glamornya, sementara Sam mengenakan jas biru tua, sesekali melirik Nayla. Siska keluar dari kamar dengan gaun sutra emerald yang dipilih Mrs. Sariani, lengkap dengan anting mutiara dan riasan natural yang membuatnya terlihat seperti gadis berusia 20-an.Semua terpana, terutama Raka, yang berkata, “Sis eh Ma, kamu sangat cantik.”Paman George menimpali, “Iya benar, Bu Siska memang sangat cantik."Siska tersipu malu, walaupun banyak perempuan muda tapi pesona Siska tidak kalah dengan anak gadis.Perjalanan ke gedung sedikit macet karena banyaknya tamu yang datang. Sesampainya di gedung, suasana sudah ramai. Ballroom berkilau dengan lampu-lampu emas, meja-meja penuh bunga kamboja dan lilin kecil, dan teras luar menghadap pantai dengan ombak

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 231. Calon menantu

    Sementara itu, villa menjadi sepi. Claire dan Mike pamit untuk membeli oleh-oleh di **Pasar Seni Sukawati**, ingin membawa kain batik dan ukiran kayu untuk keluarganya di Prancis. Tinggal Mr. Henri, Mrs. Sariani, Raka, dan Siska di villa. Mereka pindah ke halaman belakang, duduk di gazebo kayu yang dikelilingi kebun bunga kamboja dan anggrek liar. Meja kecil di gazebo dipenuhi teh jahe hangat dan kue jaja uli yang manis.Mrs. Sariani dan Siska langsung akrab, ngobrol tentang resep masakan Bali.“Siska, kamu katanya kemarin bisa bikin bebek betutu, ya? Nanti ajarin Ibu ya cara bikinnya,” kata Mrs. Sariani, tersenyum.Siska tersenyum malu, “Bisa, Bu. Tapi masakan Ibu pasti lebih enak. Kemarin bebek betutunya sangat lezat.”"Ah nggak ko, itu karena di bantu chef makanya enak." obrolkan mereka semakin seru.Sementara itu, Mr. Henri dan Raka berjalan ke kolam ikan koi di sudut kebun, meninggalkan Siska dan Mrs. Sariani.Mr. Henri menatap Raka serius, “Raka, semalam Ayah sama Ibu ngobrol pa

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 230. Rencana pesta ulang tahun Raka

    Keringat mulai bercucuran, untungnya setiap kamar memiliki kedap suara jadi suara desahan mereka tidak akan terdengar oleh orang lain. Nayla kembali di baringkan di atas kasur dan Tom semakin mempercepat gerakannya, tubuhnya mulai bergetar dan dia sudah berada di titik puncak."Ahhhh sayang, aku sampai..." Akhirnya semuanya berakhir, Tom segera membersihkan badannya ke kamar mandi diikuti oleh Nayla."Tom, kamu harus segera kembali ke kamarmu. Aku takut nanti ada yang lihat." kata Nayla menatap wajah Tom gelisah."Tenang sayang, gak akan ada yang tahu ko. Semua orang sudah tidur, habis ini aku langsung kembali ke kamarku. Makasih sayang, sekarang aku merasa lega," Tom mencium kening Nayla.Setelah mereka bersih-bersih, Tom kembali berpakaian dan kembali ke kamarnya. Nayla juga kembali tidur, ia merasa puas tapi juga was-was takut Siska atau Raka mengetahuinya.Sementara itu, Raka sudah terlebih dahulu kembali ke kamarnya. Tanpa mereka sadari, keduanya sama-sama melakukan hubungan int

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 229. Erangan dari dua kamar

    “Nayla, yang sedang mereka lakukan itu ritual apa? Apa ini budaya orang Bali?" tanya Sam.Pertanyaan Sam, membuat semuanya tertawa.“Itu bukan ritual namanya Tarian Kecak, Sam. Ceritanya dari Ramayana, tentang Rama dan Sita. Kamu harus nonton yang besar di Uluwatu nanti!” jawab Nayla, terkikik."Jadi penasaran, kapan kita ke Uluwatu?" tanya Sam penasaran.Lila menimpali, "Nanti aja gimana Ayah, besok kan ada acara ulang tahun kak Raka."Malam itu, setelah puas jalan-jalan, mereka kembali ke villa. Semua mandi di kamar masing-masing, merasa lelah setelah seharian jalan-jalan. Mereka menikmati kamar mandi marmer yang mewah dengan sabun beraroma melati. Makan malam di paviliun kembali meriah, dengan hidangan seperti ikan pepes, ayam betutu, dan dessert jaja uli yang manis. Raka dan Nayla kembali bertingkah saling jail, membuat semua tergelak.“Nay, kamu ingat nggak waktu kamu sembunyiin sepatu Abang di lemari dapur?” canda Raka.Nayla nyengir, “Itu karena Abang yang jail duluan, sembunyi

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 228. Jalan-jalan

    Mr. Henri menjelaskan rencana, suaranya penuh antusiasme, “Kita di Bali sekitar satu minggu. Besok ulang tahun Raka, kita rayain di villa ini, undang beberapa rekan bisnis dan tamu penting. Claire, Mike, apa kalian yakin akan pulang ke Prancis setelah pesta? Mending disini dulu, jangan dulu pulang,"Claire mengangguk, rambut coklatnya bergoyang. “Iya, pengennya sih lebih lama tapi masih banyak kerjaan nunggu. Tapi nanti kita balik lagi kesini buat bikin proyek desain iklan bareng Raka.”Raka tersenyum, menimpali, “Aku sudah tidak sabar, tapi aku masih perlu belajar. Claire. Kita bikin proyek ini berkembang pesat!”Mrs. Sariani menambahkan, matanya berbinar, “Besok akan menjadi hari spesial buat Raka. Dan jadi yang pertama kalinya ulang tahun bersama kami, sekaligus jadi yang spesial yang akan membuat mereka terkejut."Nayla melirik Raka, merasa ada sesuatu yang disembunyikan, tapi ia tak bertanya. Siska, yang belum tahu rencana pengumuman hubungannya dengan Raka, hanya tersenyum, meni

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status