All Chapters of TEMAN TIDUR CEO: Chapter 21 - Chapter 30

Grace tidak memberikan Lucas untuk menjawab, “Tidak lupa kan? Kau dan aku!” imbuhnya sambil menunjuka ke dirinya dan pria itu seraya berkata lagi, “Kau dan aku hanya sebuah transaksi, tidak lebih, Jadi jangan ada hati di antara kita!”Perkataan Grace terasa pedas di hati, karena hal ini Grace dikenal sebagain Nona Muda Williams yang sombong, cara penolakan yang sangat sarkas bukan hanya kepada Lucas, tapi juga kepada para pria sebelumnya.Grace langsung pergi meninggalkan Lucas dengan tatapan sinis. Lucas masuk dengan wajah muram. Tak sengaja seorang pelayan menjatuhkan vas bunga yang sedang dia bersihkan karena terkejut mendengar pintu yang dibanting dengan keras ketika Lucas masuk.“Pecat dia!” imbuh Lucas kepada kepala pelayan yang langsung menatap dan menghela napas sambil melihat kasihan kepada pelayan yang baru bekerja sehari itu.“Gajimu tetap akan diberikan dengan hitungan satu bulan gaji!” hibur kepala pelayan.Pada saat ini Diana dan Alex tiba. “Ada apa?”“Hati Tuan seperti

“Gadis ini benar-benar memiliki banyak kejutan… dan menyusahkan!” pikir Lucas lagi.Karena Grace adalah orangnya, dan gadis itu menghilang tepat di depan wajahnya, sudah tentu dia merasa sangat marah. Lucas pun mengerahkan segala sumber daya yang dia punya untuk menemukan Grace. Jika mati sekalipun maka mayatnya harus ditemukan.Pencarian terus dilakukan, Keesokan harinya agen yang dijanjikan pun tiba. Sementara itu, di sebuah Vila Tua di puncak tebing. Udara di dalam ruangan itu dingin dan lembap, meski jendela-jendelanya tertutup rapat. Vila tua di puncak tebing ini tampak seperti tempat yang terlupakan oleh waktu, dindingnya berlumut, lantainya berderit setiap kali seseorang melangkah, dan bau apek menyeruak di tiap tarikan napas.Grace duduk di kursi kayu yang hanya disangga tiga kaki. Tangannya terikat di belakang punggung, pergelangan tangannya memar karena tali yang terlalu kencang. Rambutnya kusut, wajahnya pucat, dan bibirnya pecah-pecah. Sudah berapa lama dia di sini, dia t

Mengingat hal itu, Diana pun merasa kesal dan menghempaskan tangan Alex seraya berkata, “Ya, ya aku paham!”Pada saat ini di ruang kerja, Xander sedang mencoba memecahkan kode sandi yang Anggelina buat, sistem proteksi agar data di dalamnya tidak mudah dibuka. Data tidak akan bisa diakses tanpa memasukkan PIN langsung di flash disk.Bentuknya tak lebih dari sebuah flash disk biasa, berwarna hitam matte, panjang sekitar delapan sentimeter, dengan permukaan logam bertekstur halus. Tak ada logo, tak ada tulisan. Hanya sebuah garis tipis horizontal, nyaris tak terlihat, menyembunyikan port koneksi di balik mekanisme geser yang nyaris tak terlihat juga.Tapi di balik tampilan minimalisnya, perangkat ini bukan sembarang penyimpan data. Ini adalah Unit Penyimpanan Kelas Intelijen, sebuah flash disk milik lembaga rahasia negara. Produk generasi ketujuh dari teknologi kriptografi militer. Dirancang untuk satu tujuan. Menyimpan dan melindungi informasi yang bisa menjatuhkan pemerintahan jika ja

Lucas menarik nafas dalam-dalam. Dia mengeluarkan senjata andalannya dari saku samping jaket kulitnya, mini revolver perak. Senjata mungil itu nyaris tidak terlihat mematikan, tapi di tangan Lucas, dia seperti perpanjangan dari insting membunuh yang dingin dan akurat.Dalam sekejap, dia menembak ketua penculik. Penjaga pertama bahkan tidak sempat berteriak saat suara pop! kecil meletus dari revolver mungil itu. Peluru berukuran, 22 LR menembus tepat di pelipisnya. Tubuh ketua penculik itu terhuyung dan jatuh ke lantai kayu.Pertempuran di Dalam Pondok terjadi begitu saja, karena provokasi Lucas. Xander lagsung mengambil alih pertempuran. Sementara itu, Alex langsung menggendong Grace. Membawanya keluar. Lucas langsung mengikuti langkah asistennya itu.Alex berlari sambil menggendong Grace, Lucas dibelakang mereka, melindungi dengan Mini Revolver di tangannya.Sementara itu Xander masih sibuk bertempur. Lucas sudah mendapatkan apa yang diinginka. Tapi, dia belum. Dia belum membalas den

Pertemuan pun selesai, hari ini Lucas sudah bisa lebih tenang pergi bekerja ke Grup Smith, mengurus kembaku segala bisnisnya. Selama dalam perjalanan dia bersandar, tiba-tiba dia merasa, hidupnya yang biasa tertata rapi, menjadi berantakan tidak terstruktur ketika Grace melangkah masuk ke dalam hidupnya, selalu saja ada hal acak yang dia alami.Saat ini di kediaman Smith, Grace masih merasa bingung mengetahui Lucas bersedia datang untuknya. “Apakah dia yang memiliki Flash Disk itu!” pikir Grace dengan tubuh meremang.“Dia itu seperti malaikat maut, dekat dengannya harus memiliki banyak nyawa. Aku harus lebih berhati-hati!” pikir Grace.Di Grup Smith, Lucas mengeluarkan ponsel yang bukan miliknya. Semalam Xander memberikan ponsel Grace kepadanya. Dia melatakannya di atas meja, tertegun sesaat lalu mengambil ponsel dan menyalakan.Begitu dinyalakan ada banyak pesan masuk, tertera nama pengirimnya ‘Kak Chen’ Lucas melihat nama si pengirim pesan, tanpa menunggu didorong rasa penasaran y