Di dalam ruangan setengah gelap setengah terang itu, udara terasa pengap, meskipun suhu tak panas. Grace mengerjapkan mata perlahan, kesadarannya mulai kembali. Kepalanya terasa berat, mulutnya kering, dan sensasi logam dari kabel plastik yang mengikat pergelangan tangannya membuatnya refleks menggeliat. Namun, tubuhnya masih terlalu lemah.Bayangan samar-samar ingatannya kembali. toilet restoran, tangan yang membekap, suntikan, lalu gelap. Sekarang, semua berubah. Ini bukan tempat umum. Tidak ada suara manusia lain, tidak ada jendela, hanya tembok abu-abu.“Siapa... siapa kalian?” gumamnya dengan suara serak.Pintu terbuka perlahan. Pria tadi kembali masuk. Tubuhnya tinggi dan kurus, mengenakan pakaian hitam tanpa logo, topi biasa, dan masker kain yang menutupi sebagian wajah. Namun sorot matanya tajam dan penuh kendali.“Akhirnya kau sadar,” katanya sambil meletakkan botol air di lantai, tak jauh dari Grace. “Minum dulu. Kau butuh cairan.”Grace mencoba bangun, tapi tubuhnya masih l
Last Updated : 2025-05-27 Read more