All Chapters of LONELY TOGETHER: Chapter 81 - Chapter 90

“Jika tidak diperbolehkan bekerja dari rumah bagi teknisi jaringan sepertinya libur weekend juga boleh diterapkan.” Raga terdengar cukup serius dengan bahasan ini. Laki-laki itu merasa perusahaan tidak bisa lebih fleksibel padahal dia selalu mengerjakan pekerjaan meski weekend dan meski dia di rumah.“Pak Nuraga sepertinya sangat sensitif tentang libur?” Kepala bidang koordinasi untuk karyawan terlihat cukup menyudutkan Raga karena apa yang baru saja Raga katakan.“Bukan, tapi kita seorang karyawan juga butuh punya kehidupan. Meski tidak masuk kita juga harus selalu di depan komputer atau laptop. Terkadang justru tidak bisa bersantai, apalagi jika masalah error terjadi banyak. Mungki terlihat seperti santai tapi pada dasarnya yang kami lakukan hampir sama dengan orang-orang yang bekerja di lapangan.” Raga kembali dengan asumsi dan pendapatnya juga berdasarkan pengalaman yang dia rasakan.“Iya juga, kami ada banyak tim. Tapi sepertinya error hampir terjadi setiap hari meski hari libur.

Setelah selesai mandi Raga keluar dari kamar dan mencium harum wangi martabak yang semerbak di ruang tengah. Gaia masih menunggu dan belum makan satu potong pun. Perempuan itu sedang memperhatikan televisi dan juga melihat ponsel pintarnya. Gaia buru-buru meletakkan ponsel pintarnya di sofa ketika Raga mendekat dan duduk di sampingnya.“Kamu masih banyak pekerjaan?” Raga terlihat bertanya kepada Gaia karena istrinya itu sepertinya sibuk dengan ponsel dan juga sibuk di ruang kerja beberapa minggu terakhir.“Sedikit, mungkin karena koperasi ingin punya kantor. Kita sedang menyiapkan semuanya.” Gaia menjelaskan kepada suaminya dengan sederhana.“Jadi ada kemungkinan nanti kamu juga harus berangkat ke kantor?” Raga bertanya lagi kepada Gaia dengan wajah yang cukup serius. Gaia mengangguk dan tersenyum. Raga mengambil satu potong martabak manis rasa keju coklat.“Seru juga kalau kamu dan aku sama-sama kerja keluar rumah. Baiklah aku juga harus membiasakan lagi ke kantor ternyata.” Raga te

Hampir pukul 11.00 dan Raga bergerak sedikit untuk melemasakan tubuhnya yang memang sejak tadi terasa kaku karena hanya duduk. Raga berdiri kemudian setelah merenggangkan tangannya keatas. Laki-laki itu kemudian berbalik dan menuju ke toilet. Raga berjalan perlahan dan bertemu beberapa orang yang melihatnya dalam ruangan yang berbeda. Raga merasa jika ada benarnya juga jika karyawan berangkat ke kantor karena semua orang bisa saling menyapa. Laki-laki itu kemudian masuk ke dalam toilet. Area itu cukup sepi karena memang jam makan siang hampir dekat. Beberapa orang biasnaya buru-buru untuk menyelesaikan pekerjaannya supaya mereka bisa makan siang lebih lama di waktu istirahat mereka. “Mas Raga bisa bicara sebentar?” Suara lembut Sari membuat laki-laki itu sedikit terkejut dengan hadirnya perempuan itu. Hari ini Sari juga menggenakan seragam seperti biasa hanya saja pakaiannya memang ketat di tubuhnya yang langsing namun berisi di bagian tertentu. Tidak bisa dipungkiri jika Raga sunggu

“Mas Raga gak balik bareng kita?” Sari memberikan pertanyaan yang seolah tidak didengar oleh laki-laki yang masih saja duduk dengan laptop di hadapannya. Gaia terlihat menatap siapa yang memberikan pertanyaan seperti itu kepada suaminya.“Kamu ini tidak tahu saja, tadi kan Mas Raga sudah bilang, dia ingin bekerja dengan istrinya sebentar.” Yuli berusaha menjawab pertanyaan Sari alih-alih Raga. “Siapa tahu Mas raga berubah pikiran. Kan bagaimanapun juga aturan baru sedang berlaku.” Kali ini Sari sepertinya tidak akan mengalah begitu saja. Raga sebenarnya sudah mulai cukup curiga dengan apa yang terjadi seharian ini. Sikap Sari yang selalu berusaha mendekati dia cukup menganggu. Meski begitu dia juga tahu bahwa tidak akan mudah baginya untuk menolak perempuan itu.“Nanti sebentar lagi aku akan kembali ke kantor. Aku hanya ingin menyelesaikan satu error ini.” Raga pada akhirnya bersuara karena sedari tadi Sari selalu saja membuat pertanyaan-pertanyaan yang pribadi untuk Raga.“Lagipula

Siang tadi Gaia terdiam di klinik milik Haris. Perempuan itu bahkan gugup dengan apa yang mungkin akan dia dengar. Tes lab yang dia lakukan saat ini sebenarnya hanya sebuah cara untuk meyakinkan dirinya. Hampir satu minggu Gaia sudah menduga jika dia memang hamil, tanpa sepengetahuan Raga dia bahkan sudah melakukan tes kehamilan sendiri di rumah dengan alat tes kehamilan yang dia beli di apotek berkali-kali. Saat pertama kali tahu dia merasa cukup senang, hanya saja dua tiga hari ini Gaia banyak memikirkan beberapa hal. Janin yang ada di dalam kandungannya jelas milik Raga. Selama ini dia hanya berhubungan dengan Raga. Bahkan ketika dia bertemu dengan Arya, mereka tidak melakukan hubungan fisik terlalu jauh. Jadi bisa dipastikan itu adalah anak Raga. Yang membuat dia banyak berfikir adalah interaksi Raga dengan rekan satu timnya. Gaia tahu pasti jika crush Raga itu kali ini sedang berbalik menyukai suaminya.“Kamu ingin mendengar hasil tes sendiri atau aku juga harus menghubungi Raga?