Ketika Pembaca Membentuk DuniaAdrian berdiri di ambang realitas, menatap langit yang tak lagi ditulis dengan pena, melainkan dengan hasrat. Kalimat-kalimat baru bermunculan tanpa logika naratif, tanpa struktur, tanpa izin dari siapa pun. META telah berhenti, tapi dunia tak kunjung diam. Karena kini, pembaca yang menulis.“Apa ini yang disebut kekuatan kolektif?” tanya Ayla dengan suara lirih. Di belakang mereka, menara META mulai hancur secara perlahan, ditelan oleh narasi-narasi liar yang datang dari berbagai arah.Elena menggenggam lengan Adrian. “Mereka... para pembaca itu... tidak menulis dengan niat, tapi dengan emosi. Dengan ketakutan, keinginan, dan harapan yang belum terucap.”Rael, yang tubuhnya sempat terkoyak oleh dunia western-gothic barusan, bergumam, “Kita bukan lagi di dunia cerita. Kita ada di ruang respon. Setiap pikiran pembaca menciptakan cabang realitas baru.”Seketika, dunia berubah.Langit menjadi taman bunga bagi pembaca yang merindukan damai.Lalu menjadi kota
Last Updated : 2025-06-04 Read more