Semua Bab Pria 'Shift Malam': Bab 261 - Bab 270

“Bangg…oii bangun, masa Abang ke tiduran di sofa,” Aldi langsung gelagapan karena tubuhnya terguncang-guncang.dan menatap siapa yang membangunkannya, “Ehhh kamu Imai, kapan datang dari Kampung Hujan Batus?” sahut Aldi sambil kucek-kucek mata-matanya.“He-he-he…Bang, aku baru pulang sekolah, kan kami full day, kapan aku pulang dari sana? Eh Abang ini sore-sore gini mimpi apa sih, tadi bilang mau hamilin Mayang, siapa Mayang itu Bang?” tanya Imai terheran-heran, tidak ada cemburu dari nada suaranya, biasa saja.“Astagaaaa…ternyata hanya mimpi?” cetus Aldi sambil garuk-garuk kepalanya yang tak gatal.“Emank mimpi apa sih, jadi penasaran? Mana sore-sore bolong lagi mimpinya,” sahut Imai sambil bawakan kopi panas buat abang angkatnya ini.Terlanjur ketahuan Imai, akhirnya sambil seruput kopi hitamnya Aldi pun ceritakan mimpinya yang kayak benaran saja.Berawal dari sore tadi dia kedatangan Mayang kakak tirinya dan suaminya ke Puskesmas, lalu setelahnya dia pulang, lalu malah ketiduran di

Aldi, Lanjah, Mimiso dan Desy pun lulus sebagai mahasiswa kedokteran dan mereka lanjutkan koas lagi selama setahun di rumah sakit, sebelum resmi menambah gelar dokter di depan nama masing-masing.Mereka punya target, Lanjah ingin menjadi dokter spesialis SPOG. Alasannya bikin Desy melotot.“Biar tahu bentuk apem wanita,” ceplos Lanjah cuek, hingga Aldi dan Mimiso tertawa berderai, melihat kelakuan Lanjah ini.“Hati-hati loh, kamu malah di anggap bisa lakukan pelecehan seperti dokter yang viral itu, jangan main-main,” sungut Desy mangkel, hingga Lanjah terkekeh dan bilang hanya bercanda.Mimiso ingin jadi ahli estitika, dia bahkan ingin kuliah di Korea. "Pokoknya eyke akan jadi ahli bedah plastik nomor 1 di republik ini," cetus Mimiso tertawa.Desy ingin jadi dokter spesialis jantung, dan ketiganya tak khawatir soal biaya, semuanya di subsidi…Aldi Sulaimin. Bahkan setelah lulus, rumah sakit miliknya yang sedang di bangun akan jadi tempat ke 3 nya kelak berpraktek!Ya...Aldi beda lagi,

Biarpun bungsu dan sejak lahir sudah crazy rich, Langga anak yang mandiri dan tak manja.Dia memang anak yang sejak kecil ingin jadi ‘orang biasa’ sehingga banyak teman sekolahnya yang tak tahu kalau dia ini salah satu Pangeran Sulaimin.Aldi kaget, suara Langga kini bukan lagi suara anak-anak, tapi sudah berat, khas suara orang yang sudah aqil baliq.“Nahh lohhh…sudah remaja kamu, jangan-jangan..udah nggak perjaka,” olok Aldi sambil menatap curiga si bungsu ini.“He-he bisa aja kamu Bang, nggaklah, masih ori, bulunya juga baru mau numbuh, sempat mau jebol, tapi keburu kepergok teman hi-hi-hi…!” sahut Langga cuek.Aldi melongo dan langsung menabok bahu adiknya. “Parah amat lo kelakuan, pasti lagi kelonin janda ya kan?” ejek Aldi.“He-he-he…rahasia wkwkwk!” sahit Langga terbahak.Riswan terkekeh dan bilang si Langga ini bakalan lebih parah kelakuan dari si Aldi.“Dasar kamu itu Langga, Abang dah tobat dan ingin nikah, eh kamunya mulai nakal,” sungut Aldi, tapi bibirnya menahan tawa.“Ni

“Hey ganteng, aku Toni,” seorang siswa yang tinggi hanya sebahunya kenalkan diri.“Aku Anca,” satu siswa lainnya ikutan sodorkan tangan dan Langga sambut uluran tangan keduanya dengan hangat, sambil sebutkan namanya, Langga Kasela, tanpa embel Sulaimin.Dan…kedua orang inilah sahabat dekatnya di sekolah ini, terhitung mulai saat ini.“Hei jangan ngobrol, apa kalian mau eike…eh aku hukum,” si Ngondek yang sok keras tanpa ba-bi-bu tegur ketiganya, hingga Langga, Toni dan Anca langsung bersikap mode siap.Ketiganya sama-sama sakit perut menahan tawa melihat kelakuan si panitia Ngondek yang sok disiplin ini.Agaknya dia suka banget dekat-dekat Langga yang wajahnya bak artis drakor ini, nurun wajah ibunya yang turunan Jepang.Apalagi saat dia kembali berjalan dekati Langga dan cium aroma lembut dari parfum remaja ini, hidungnya sampai mekar mencium aroma segar ini.Tingginya yang hanya sedada Langga membuat si Ngondek ini sampai mendongak menatap tubuh jangkung kokoh Langga, yang saat ini k

Kini 3 remaja yang belum 17 tahun ini sama-sama pusing sendiri di sebuah kafe sederhana, tak jauh dari kos Anca.Adegan-adegan bersenggama yang mereka saksikan benar-benar bikin ketiganya tergiang-ngiang.Anca lalu cerita, pasangan itu baru satu bulan nyewa di sana, si wanita bini siri si prianya, jadi pasangan itu bukan kumpul kebo atau pacaran.“Suaminya biasanya datang 2X seminggu, aku udah sering lihat he-he, aslinya cakep loh si mba Indri itu, Sunda coii, gudangnya cewek cakeeep…!” kata Anca dan bilang hapal gaya-gaya bercinta pasangan itu.“Yang asoooy itu saat saling meraba, lalu saling melumat hingga ke itunya, woww, bikin aku langsung ke toilet saja…ngocok,” ceplos Anca lagi, hingga Toni dan Langga terbahak.“Dueehh…enaknya, jadi kepingin, tapi apalah daya, tak punya pacar. Mau boking cewek, duitnya nggak ada,” ceplos Toni.“Emank ada cewek yang bisa di boking?” tanya Langga polos, hingga Toni dan Anca serempak menertawakan sahabat mereka ini.Toni lalu ambil ponsel androidnya