BERSAMBUNG
Bandi sang pelatih kini sudah bisa menentukan 6 pemain inti. Langga, Romi, Anca dan Toni jadi andalan, di tambah dua pemain lainnya, sisanya pemain lapis ke 2.Ke empat pemain ini kalau sudah kerjasama sangat hebat permainannya, di tambah dua orang lainnya.“Ini dia The Dream Team-nya SMUN 15 ini,” batin Bandi sumringah.Tapi, bila Romi bertingkah dan egonya keluar, permainan tim ini akan kacau balau dan sulit cetak angka.Seorang Langga pun tak akan sanggup banyak cetak angka, kalau Romi sudah begitu. Langga harus akui, Romi yang masuk tim PON Kalimantan Selatan dan di incar beberapa klub Liga Basket Indonesia dan juga bakalan masuk seleksi Timnas ini menang pengalaman dan juga ahli atur permainan.Dan...stok pemain seperti Romi di SMU 15 ini sampai saat ini belum ada!Kejuaraan Basket antar SMU se Kalsel tinggal satu minggu lagi, latihan pun makin di genjot pa Bandi, para pemain terpaksa pulang jelang senja saban hari, karena sepulang sekolah wajib latihan. Sepert hari ini...Usai
Tiba-tiba Julia, Sekretaris OSIS datang mendatangi ke empatnya di kantin ini.“Langga, Toni, dan Anca, kalian ikut tes untuk jadi pemain basket sekolah kita yaa. Nanti setelah pulang sekolah yaa. Soalnya 3 bulan lagi ada kejuaraan basket antar sekolah se Kalimantan Selatan, kita masih kurang 3 pemain yang tingginya di atas 170 centimeteran, soalnya pemain lama pada lulus!” SMUN 15 ini lolos bersama 32 SMU se Kalsel, karena jadi runner up di kejuaraan Basket se Kota Banjarmasin 4,5 bulan lalu.Diam-diam Julia ternyata sudah dapat info, kalau personel 4 Sekawan ini jago basket di SMP masing-masing.“Siap Julia, eyke jamin mereka bertiga lulus dan bakalan jadi andalan sekolah kita,” sahut Susi Ngondek yang dulu satu kelas dengan Julia di kelas 10, dia justru ingin lanjut jadi chearleaders-nya."Oke...di tunggu yaa, jangan lupa, kita kumpul di lapangan basket ini nanti," sahut Julia lagi.“Beres Julia,” sahut Toni sambil kedipkan mata ke Julia, gadis cantik ini geleng-geleng kepala sambi
Paginya…Indri kaget saat apemnya ada yang melahap dan dia tertawa ketika melihat kepala Langga berada di antara kedua pahanya.Langga yang kecanduan tak memikirkan bau nya seperti apa, yang ada di otaknya saat ini adalah, kembali mengulang hal ter enak yang tadi malam dia nikmatin.“Gilaaaa…kamu ini hyper ternyata, tapi enak siiih, kamu sudah lihai bikin aku melayang, terussskan shaaaaay…!” desah Indri merem melek dan mendesah makin nyaring.Indri tak khawatir ketahuan, selain kamar ini luas dan mewah, juga kedap suara, sehingga dia tak ragu lagi keluarkan desahannya yang heboh itu, persis seperti saat Langga ngintip dulu.“Sayangg..ganti gaya.”Kemudian Indri bangkit dan dia jongkok di depan Langga, lalu minta Langga mulai memompanya dengan gaya doggy style.Langga…dengan sumringah mengiyakan. Kemudian Indri mulai ajari gaya-gaya bercinta favoritnya.Bahkan gaya gendong pun tak ragu diajarkannya, apalagi stamina Langga sangat kuat, dan tubuh Indri bagi remaja ini sangatlah ringan, se
Langga terdiam, untung kembali lampu merah, hingga dia tetap bisa konsen ke setiran. Langga seolah baru tahu dunia 'dewasa'.“Mau nggak ku ajarin…tapi janji ini rahasia kita?” bisik Indri, hingga Langga melongo dan tanpa sadar mengangguk.“Kita cari hotel, tapi jangan yang melati, malu atuuuhhh mobil mewah ke hotel melati, kita cari hotel, kamu ada kan uang buat bayar hotelnya?” ceplos Indri blak-blakan sambil menatap wajah Langga.Lagi-lagi dengan polos Langga mengangguk dan Indri tersenyum manis sambil kecup pipi Langga dan sebutkan nama hotelnya. Kecupan yang bikin semangat remaja ini spontan bangkit lagi.“Satu malamnya 700 ribu yang murah, yang mahal suite 1,2 jite, hotel bintang 4. Nah kamu pilih yang mana?” kata Indri sambil tunjukan arah jalan ke hotel tersebut.“Mending yang suite kak,” sahut Langga spontan.Kaget juga Indri, jangan-jangan ni anak orkay, pasti bohong mobil ini minjam dari sepupunya. Ini pasti miliknya sendiri, pikir Indri senyum-senyum sendiri.Setelah chek in
Sepanjang jalan mereka bercanda, sekaligus bingung saat Indri bertanya mereka akan kemana jemput pacar masing-masing?“Sebenarnya kami belum punya pacar ka Indri, hanya ingin jalan-jalan saja malam mingguan ini, kan daripada bengong di rumah,” sahut Langga.“He-he-he…kirain! Kaka juga bete nih, suami kaka batal datang, katanya istrinya mulai curiga, huh laki-laki, pingin poligami, tapi takut ketahuan istri tua. Mana jatah belanja makin berkurang…!” sungut Indri, hingga ke 3 remaja ini melongo.“Cari pacar yang tajir aja ka?” ceplos Toni lugu.“Ih kamu ini, ka Indri punya suami, beda kalau janda,” bantah Anca, hingga Langga dan Indri tertawa dengan ucapan keduanya.“Boleh juga tuh, apalagi pacar kayak teman kalian ini si Langga, udah brondong, ganteng, mobilnya juga mewaaaah!” sahut Indri, sambil belai paha Langga, hingga Langga kaget, untung saja ini malam, hingga aksi spontan Indri tak di lihat Toni dan Anca di jok belakang.“Ahh kaka bisa aja, ini pinjam milik sepupu ka? Papanya baru
Kini 3 remaja yang belum 17 tahun ini sama-sama pusing sendiri di sebuah kafe sederhana, tak jauh dari kos Anca.Adegan-adegan bersenggama yang mereka saksikan benar-benar bikin ketiganya tergiang-ngiang.Anca lalu cerita, pasangan itu baru satu bulan nyewa di sana, si wanita bini siri si prianya, jadi pasangan itu bukan kumpul kebo atau pacaran.“Suaminya biasanya datang 2X seminggu, aku udah sering lihat he-he, aslinya cakep loh si mba Indri itu, Sunda coii, gudangnya cewek cakeeep…!” kata Anca dan bilang hapal gaya-gaya bercinta pasangan itu.“Yang asoooy itu saat saling meraba, lalu saling melumat hingga ke itunya, woww, bikin aku langsung ke toilet saja…ngocok,” ceplos Anca lagi, hingga Toni dan Langga terbahak.“Dueehh…enaknya, jadi kepingin, tapi apalah daya, tak punya pacar. Mau boking cewek, duitnya nggak ada,” ceplos Toni.“Emank ada cewek yang bisa di boking?” tanya Langga polos, hingga Toni dan Anca serempak menertawakan sahabat mereka ini.Toni lalu ambil ponsel androidnya