Home / Romansa / Pria 'Shift Malam' / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pria 'Shift Malam': Chapter 61 - Chapter 70

85 Chapters

Bab 61: Bertemu Kepala Suku

Rey turun dari motornya, dia juga lepas helmnya, lalu tanpa takut dekati 3 orang ini, yang di lihat dari tampangnya, merupakan warga lokal.Mereka masing-masing sudah hunus golok panjang, yang di sini di sebut Mandau. Sikap mereka seakan sudah siap perang saja. “Maaf…aku numpang lewat, aku bukan orang jahat!” sapa Rey duluan, dia tak mau buru-buru main hantam, sebelu tahu siapa mereka.“Anda mau kemana apakah kamu antek ke perusahaan dari Jakarta itu?” tanya salah satu dari 3 orang itu dengan pandangan curiga. “Perusahaan…aku tak paham?” aku Rey apa adanya. Karena dia memang tak tahu apa yang terjadi di sini.Ketiga orang ini saling pandang, mereka menatap Rey dari ujung kaki hingga pas melihat nomor polisi motornya yang…gunakan plat dinas tentara, ketiganya terlihat terkejut.Tak mereka sangka, Rey ini adalah seorang aparat.Rey sengaja gunakan plat yang di ambil dari motor jadul di kantor-nya, karena plat aslinya belum keluar dari dealer motor.“Apakah kamu tentara?” tanya salah se
last updateLast Updated : 2025-05-01
Read more

Bab 62: Bantu Kampung Matus

Amang juga sebut, warga di desanya itu masih memegang adat kepercayaan lama.Dan kini Rey sudah berhadapan dengan pamannya Amang, Usu Abulu dan 3 pria tadi yang menemani pertemuan ini.“Dia di bunuh orang-orang perusahaan itu bapak Koramil,” sahut pria yang tadi mengiringinya di sini.Akhirnya meluncurlah kisah mengenaskan, kenapa anak dari sang kepala suku ini tewas. Usu Abulu mengisahkan anaknya setelah pulang dari Jakarta, saat pulang di hadang 5 orang dan di bantai di hutan.“Kamilah yang mengangkat jasadnya, setelah satu hari terbunuh. Tak jauh dari tempat di mana tadi kita bertemu,” sela salah satu orang tadi.Rey sampai terdiam mendengar kisah ini, diam-diam ia sangat marah dengan para pembantai anak Usu Abulu ini, yang di gadang-gadang kelak akan jadi kepala suku berikutnya."Tak salah Bang Amang minta aku ke sini, untuk bantu kampung ini," batin Rey.Abulu terlihat sangat berduka saat menambahkan cerita ini, berkali-kali dia menghela nafas panjang, seakan mengeluarkan rasa ses
last updateLast Updated : 2025-05-01
Read more

Bab 63: Si Janda Manis

Rey tak tahu kebiasaan di sini, yakni setiap tamu, apalagi yang di anggap membantu kampung ini, akan di jamu dan di layani dengan baik.“Duduklah di sini, kita ngobrol dulu, boleh?” Rey mencoba jalin komunikasi. Dayang mengangguk dan kini mereka duduk lesehan berhadapan.“Jadi kejadian pembunuhan itu 3,5 bulan yang lalu yaa?”“Ya Bang, padahal saya dan dia baru 3,5 bulan kawin, lalu suami saya di minta kepala adat berangkat ke Jakarta untuk menemui paman Amang di LP!”Dayang juga sebutkan mereka memang bersepupu, karena ibunya adik bungsu dari istri Usu Abulu.“Dayang tahu nggak siapa pembunuhnya dan di mana mereka bersembunyi?” pancing Rey lagi.“Katanya sih mereka itu orang bayaran perusahaan, dan warga di kampung sebelah yang letaknya dua hari perjalanan dari sini,” aku Dayang dan sebutkan nama kampungnya.Rey pun anggukan kepala dan janji akan mencari para pelakunya. Dayang terlihat senang dan bilang selama ini mereka selalu merasa terancam, terlebih setelah suami dan 2 warga lainn
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more

Bab 64: Bayar Impas

Dayang benar-benar melayani Rey dengan baik, setelah pemuda ini mandi di sungai sambil menahan dinginnya air pegunungan ini, makanan sederhana sudah tersaji di ruang tengah rumah sederhana ini.Rey di temani Dayang makan dengan lahap, baru selesai makan dan minum Rey dikagetkan dengan kedatangan Uhui.“Bang Koramil eh Ndan, ada orang-orang dari desa sebelah yang sedang bentrok dengan warga kita, mereka itu suruhan perusahaan!” kata Uhui dengan nafas ngos-ngosan.“Kita ke sana,” sahut Rey sambil sambar senjatanya dan bergegas pasang sepatu prajuritnya.Hanya kenakan baju kaos dan celana serdadu plus sepatu, Rey dan Uhui setengah berlari dekati pertarungan antara 3 orang melawan 2 orang warga desa ini.Rey tentu saja kenal yang mana musuh dan kawan, sebab dua orang itu adalah rekan Uhui. Setelah perhatikan sejenak, Rey tanpa ragu cabut pistol dari sarungnya. Dorrr…dorrr…dorrr…!Rey tanpa ragu apalagi peringatan langsung tembak 3 orang di paha, Rey yang terkenal sangat bidik dan jitu tem
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more

Bab 65: Jebol Juga

Dayang memunggungi tubuh Rey, tapi bukannya nyenyak, Rey malah tak bisa tidur. Aroma lembut tubuh Dayang yang beda dari wanita-wanita yang selama ini ia geluti makin mengusik otak Rey.Bau tubuh Dayang yang alami jadi pembeda!Saat Rey mendekatkan hidungnya di bahu Dayang, ketiak mulus wanita ini juga berbau kembang yang harum, entah pakai apa wanita manis dengan body menggiurkan ini, lebih harum dari deodorant! Apalagi kini mereka berdekatan tidur, godaan makin hebat saja, saat ada bunyi petir disertai kilat.Entah kenapa, Dayang agaknya agak trauma dengan kilat dan petir yang menggelegar, dia memundurkan dikit tubuhnya dan mepetlah kini dengan tubuh Rey, sudah tak ada jarak lagi.Rey lalu sengaja miring dan pelan-pelan memeluk punggung Dayang, di janda denok ini awalnya kaget, tapi dia lega, karena Rey hanya memeluknya, sambil perlahan silahkan kaki ke kakinya. Namun…Dayang kini gantian yang tak bisa tidur, saat sesuatu yang besar dan keras nemplok persis di antara bongkahan panta
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more

Bab 66: Bulan Madu yang Membagongkan

Paginya…Suara bunyi deret ranjang dan desisan nyaring terdengar, di pagi yang dingin ini, Rey dan Dayang ternyata sedang melanjutkan olahraga malamnya di pagi yang dingin ini.Ibarat makanan enak, Dayang langsung ingin menikmati lagi santapan di pagi yang dingin ini. Rey...sama saja, tanpa ragu dia kembali memeluk tubuh denok dan putih bak blasteran Korea ini.Kali ini Dayang yang mulai mabuk kepayang, makin melayang ke angkasa, bahkan kali ini dia tak malu-malu minta Rey puaskan dirinya dengan berbagai gaya."Penasaran saja, pingin tahu rasanya bagaimana," bisik Dayang malu-malu, tapi begitu Rey mulai beraksi, sifat malu-malu Dayang lenyap seketika.Gaya duduk, doggy hingga gaya berdiri dengan senang hati Rey lakukan dan makin mendesislah suara Dayang di buat Rey.“Bikin melayang sayangg…!” bisik Dayang tanpa malu-malu lagi, sambil sodorkan apem “mungkungnya” alias montoknya ke wajah Rey.Rey tertawa kecil dan menggigitnya, hingga Dayang berteriak manjaaaaaa…tapi setelahnya suaranya
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 67: Cerita Kulo yang Mengejutkan

“Kulo, antar aku ke markas mereka, aku akan usahakan selamatkan anak dan istrmu, kamu tentu tahu kan di mana kantor perusahaan itu berada...?” Rey menatap wajah Kulo.“Tahu Ndan, letaknya tak jauh dari Kampung Halar itu,” sahut Kulo cepat, wajahnya bahkan terlihat antusias, sikapnya makin membuat Rey yakin, cerita Kulo tidak mengada-ngada .“Bagus, aku balik dulu ke rumah, setelah ini kita berangkat!” cetus Rey.Setelah saling peluk dengan Dayang, bahkan makanan dan minuman di masukn Dayang ke dalam ransel. Tanpa buang waktu, Rey pun bersama Kulo berangkat menuju ke markas perusahaan itu.Uhui Cs yang ingin ikut di larang Rey.“Tugas kalian tetap menjaga kampung ini, aku khawatir ada lagi orang jahat yang ganggu warga kalian,” Rey beri alasan.Sang kepala Adat Usu Abulu setuju, saat ini memang Uhui dan 2 rekannya di anggap sebagai kepala keamanan di kampung ini, karena nyali ke 3-nya lebih berani di bandingkan warga desa lainnya.Rey ikuti motor Kulo yang jalan duluan di depannya sebag
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 68: Bakar Kantor Tambang

“Jenderal Fandi Haruna…!” gumam Rey tanpa sadar, sambil termenung, ingat tulisan ibunya di ponsel jadul, yang masih Rey simpan sampai kini.“Nahh iya Bang komandan, itu namanya aslinya, mendiang ayahku pernah sebut itu!” sela Kulo hingga Rey makin terkaget-kaget.“Baiklah Kulo terima kasih informasinya, sekarang mari kita bersiap-siap, tugas pertama kita cari di mana anak binimu di sekap mereka!” kata Rey lagi dan Kulo pun mengangguk.Tak salah lagi, itu kakekku, batin Rey.Malam sudah tiba, sunyi melanda tempat ini, namun saat Rey dan Kulo mendekati markas ini, terdengar bunyi musik dangdut yang sangat nyaring, juga suara tertawa-tawa dari orang-orang yang joget-joget itu.Tempat ini terang benderang karena pakai genset lumayan besar.“Bang Komandan, seingatku, di ujung sana ada sebuah gudang, siapa tahu anak dan biniku mereka sekap di sana,” bisik Kulo,.Rey mengangguk. "Kita ke sana, selamatkan anak binimu dulu," sahut Rey dan keduanya lalu berindap-indap menuju ke arah yang di tunj
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 69: Tragedi Maut di Kampung Halai

Apa yang Rey khawatirkan kejadian juga, menjelang siang, warga Kampung Halai geger saat puluhan orang ‘menyerbu’ kampung ini dan mengejar setiap pemuda ataupun laki-laki yang ada di sini, dengan mandau.Mereka lakukan itu semua acak alias random saja, siapa saja laki-laki yang di temui langsung di tebas dengan mandau.Rey yang baru saja ingin makan bersama Kulo dan istrinya kaget. Tapi dia tidak gugup seperti Kulo dan istrinya.“Kulo amankan istri anakmu, biar aku hadapi mereka,” cetus Rey tanpa takut, dia pun buru-buru ambil pistolnya, juga tak lupa cadangan amunisi-nya.Setelah pasang sepatu dan hanya pakai kaos dan celana loreng hijaunya, Rey berlari menuju ke ujung desa di mana keributan itu terjadi.“Bangsat,” dengus Rey saat melihat dua orang tengah menimpas (membacok) warga yang berteriak ketakutan dan minta tolong, karena si pemuda warga kampung ini yang agaknya akan ke ladang di keroyok dua orang tersebut.Dorr…dorrr!Tanpa ampun sekaligus tanpa tembakan peringatan lagi, Rey l
last updateLast Updated : 2025-05-04
Read more

Bab 70: Kepala Adat Antek Perusahaan

“Pak Rey, saya dapat kabar, katanya tadi malam kantor perusahaan tambang hangus terbakar. Apakah kamu pelakunya. Sehingga para penjaga perusahaan ngamuk ke sini dan melukai banyak warga saya..?” pancing Punai tanpa basa-basi, setelah mereka duduk di teras rumahnya.Rumah milik sang kepala adat ini terlihat paling mewah di tempat ini, dibandingkan ratusan rumah milik warga lainnya. Bahkan Rey melihat ada 3 buah sepeda motor di halaman ini.“Ya…akulah pelakunya! Aku menyelamatkan anak dan istri Kulo, juga kampung ini, agar tak di jadikan tambang ilegal” sahut Rey kalem.Punai kaget bukan main, laporan pagi tadi yang dia terima soal terbakarnya kantor milik perusahaan benar adanya, dan saat ini si pelakunya yang kini duduk berhadapan dengannya, juga sudah blak-blakan akui itu.Kekagetan ini tentu saja tak luput dari perhatian Rey.“Aku juga tak segan dor siapa saja yang jadi antek perusahaan itu, tak peduli siapapun orangnya, mau sesama aparat pun aku tak tak takut. Aku bertugas menjaga r
last updateLast Updated : 2025-05-04
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status