"Nyonya Alatas, sudah larut malam, sebaiknya tidur."Belum sempat Aura membuka mulut, detik berikutnya bibir pria itu sudah mendarat dan menciuminya tanpa ampun.Bibir hangat Jose menjarah seluruh bibir dan giginya dengan rakus, lalu terus menurun.Aura buru-buru mengangkat tangan untuk mendorongnya. "Nggak bisa."Mendengar itu, Jose melepaskannya, lalu menunduk menatap Aura. Sorot matanya menyimpan nafsu yang nyaris tak bisa disembunyikan.Aura berdeham pelan, mencari alasan. "Itu ... kamu 'kan masih terluka, jadi malam ini ....""Kamu meragukan kemampuanku?" Jose tertawa ringan, sudut bibir tipisnya terangkat dengan arogan.Aura segera menggeleng. "Bukan. Hanya saja, dokter bilang kamu harus benar-benar istirahat untuk memulihkan diri ....""Lukanya di tangan, bukan di ...." Jose mengangkat tangannya, mengait dagu Aura. Kata-kata terakhirnya tidak diucapkan, tetapi Aura tahu jelas maksudnya.Wajah mungilnya langsung memerah. Dia menunduk dan terbatuk kecil, masih mencoba bertahan. "T
Baca selengkapnya