"Andre, kamu menyukaiku, bukan?"Pertanyaan Wanda itu langsung dan berani.Daun telinga pria itu seketika memerah. Dia bertumpu pada meja teh dengan kedua tangannya, menundukkan kepala, dan bulu matanya yang panjang tampak bergetar ringan.Namun, tawa yang sulit ditahan sudah lebih dulu keluar dari tenggorokannya."Ya, aku menyukaimu."Saat mengucapkan kalimat itu, dia menatap langsung ke arah Wanda.Mata beningnya bercahaya seperti bintang-bintang di langit malam. Wanda menahan napas tanpa sadar, tak ingin melewatkan kilau indah dalam matanya.Andre menatapnya dengan pandangan lembut.Saat itu, seluruh dunia rasanya menjadi sunyi."Kamu tahu kapan aku mulai tertarik padamu?"Wanda memiringkan kepala sambil berpikir. "Saat aku, sebagai Luna, berhasil meraih juara pertama di setiap balapan?"Andre tersenyum dan berkata, "Saat kamu berdiri penuh semangat di podium Universitas Jinggara. Saat kamu melesat di lintasan balap dengan kecepatan penuh, saat kamu berani mengejar cinta tanpa ragu,
Baca selengkapnya