Di dalam ruang konsultasi, Alina menekan gunting ke lehernya, emosinya sudah benar-benar tidak terkendali."Nggak ada yang boleh menyakiti anakku!""Di mana Kak Harison? Suruh dia datang menemuiku! Anak ini milik kami berdua, dia nggak boleh sekejam ini ...."Melihat gunting itu mulai menusuk kulit dan darah mulai keluar, Imelda melupakan rasa sakit di wajahnya. Dengan mata merah, dia segera memohon, "Alin, dengarkan Ibu. Letakkan gunting itu dulu, jangan menakut-nakuti Ibu seperti ini, ya?"Royan memberikan perintah tegas. "Letakkan gunting itu! Kita bisa bicarakan semuanya baik-baik!"Arifin tampak sangat khawatir. "Alin, jangan bercanda dengan nyawamu sendiri. Jangan sampai melukai dirimu .... Harison nggak layak mendapatkan pengorbanan semacam ini."Alina tidak mendengarkan mereka, hanya menangis dan berteriak, "Nggak, aku ingin bertemu Kak Harison!"Tepat saat ini, dia melihat Harison masuk, matanya langsung berbinar. "Kak Harison, aku tahu kamu nggak akan diam saja. Anak kita ...
Read more