Setelah menjalani sesi kemoterapi kedua, kondisi Alyana jauh lebih buruk dibandingkan sebelumnya, seolah tiupan angin kecil saja cukup untuk merobohkannya.Dia mengganti pakaian rumah sakit, lalu berdiri di dekat jendela, menatap burung-burung yang terbang melingkar di langit. Dia tenggelam dalam pemandangan itu, tidak menyadari bahwa Nathan telah berdiri di belakangnya."Sudah boleh pulang.""Oke."Alyana berbalik, tetapi tiba-tiba pandangannya menjadi gelap, tubuhnya yang lemah langsung jatuh ke pelukan Nathan."Maaf, sepertinya aku berdiri terlalu lama ...."Belum selesai berbicara, dia merasa tubuhnya terangkat, membuatnya terkejut hingga berteriak kecil, dan secara refleks menggenggam jas Nathan. Sementara itu, Nathan langsung membawanya keluar tanpa mengatakan apa pun.Ketika mereka muncul di luar kamar, semua perhatian langsung tertuju kepada mereka. Alyana merasa malu hingga telinganya ikut memerah. Dia segera meronta sambil berkata, "Tuan Nathan, turunkan aku, aku bisa jalan s
Read more