Share

Bab 79

Author: Sahira
"Tentu saja!"

Alyana segera setuju, hatinya melonjak kegirangan seperti baru saja memenangkan lotre.

Kemudian, Vita dan Alyana berjalan di depan sambil berbincang dengan ceria, sementara Nathan mengikuti mereka dalam diam.

Komentar profesional Alyana mendapat pujian tulus dari Vita. Penyesalan pun semakin menggelayuti Vita, memikirkan mengapa mereka baru bertemu sekarang.

Yang lain hanya bisa melihat teknik fotografi dari fotonya, tetapi Alyana mampu menangkap emosi yang lebih dalam serta konsep sejati yang ingin disampaikan.

Usai berkeliling, Vita menggenggam tangan Alyana erat seakan enggan untuk melepaskannya. Dia tersenyum penuh harap dan bertanya, "Apa kamu juga punya portofolio karyamu sendiri?"

Alyana mengangguk. "Ya, dulu aku juga sangat suka memotret."

"Bagus sekali!"

Vita menarik kartu nama dari tasnya, lalu menyerahkannya kepada Alyana. "Di sini ada nomor telepon dan alamat studioku. Kalau ada waktu, kamu bisa datang menemuiku dengan portofolio karyamu."

"Nona Alyana, aku pe
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 80

    Secara refleks, Alyana memalingkan wajahnya, menghindari Harison. Kedua tangannya mencoba mendorong dada Harison dengan sekuat tenaga."Lepaskan aku!"Namun, perbedaan kekuatan di antara mereka terlalu besar. Alih-alih berhasil mendorongnya, kedua tangan Alyana justru ditangkap oleh Harison dan ditekan kuat ke atas kepalanya.Semakin Alyana melawan semakin Harison bersemangat.Sulit baginya untuk tidak mengingat kenangan akan keintiman mereka berdua."Kenapa menghindar?" Harison menekan dahinya ke dahi Alyana, napasnya terdengar agak berat. "Toh kita pernah berciuman, 'kan? Kamu nggak merindukannya?""Cuih!"Alyana, tidak tahan lagi, meludah ke arah Harison."Aku hanya merasa jijik!"Harison sama sekali tidak marah, malah tertawa dingin dan bertanya, "Kamu pernah berciuman dengan Nathan? Kudengar dia nggak pernah dekat dengan wanita karena nggak mampu, apa itu benar? Apa dia bisa memuaskanmu?"Alyana, yang sangat marah, tanpa berpikir langsung menjawab, "Dia lebih hebat daripada kamu!"

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 81

    "Itu Nathan, 'kan? Astaga! Bos besar yang biasa kita lihat di sampul majalah ekonomi benaran muncul di sana?""Foto candid pun nggak bisa mengurangi pesona kaki jenjang Tuan Nathan! Aku hampir ingin menjilat layar ponselku!""Harison memang pernah masuk trending, tapi apa gunanya? Dia cuma seorang playboy. Mana mungkin dia bisa dibandingkan dengan Tuan Nathan, 'kan?""Lupakan dua pria itu dulu, wanita ini adalah pemenang sebenarnya! Dua pria dengan standar tertinggi bersaing untuknya, dia pasti luar biasa!"" ... "Perhatian publik segera beralih, dan dalam waktu singkat, nama Alyana mendominasi puncak pencarian terpopuler.Netizen mencoba menggali lebih dalam tentang Alyana, tetapi ternyata latar belakang putri Keluarga Imano ini sangat biasa, hampir seperti orang biasa.Berbeda dengan Alyana, Alina hidup di dunia penuh sorotan. Putri Keluarga Imano yang ini belajar di luar negeri, membuat gebrakan dengan pameran fotografi, dan menjadi aktris yang banyak diperbincangkan. Kehidupannya

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 82

    Kompleks Vila Mimosa.Di depan jendela yang tinggi dan lebar, Nathan berdiri diam, mendengarkan tanpa ekspresi suara Andreas yang tak henti-henti berbicara dari ponselnya."Paman, kenapa kamu membiarkan berita itu tersebar? Apa gunanya tim Humas Grup Moran?""Kakek langsung murka begitu tahu berita itu, bahkan menyuruh seseorang memanggilmu pulang ke rumah lama untuk meminta penjelasan darimu!""Kalau sampai Kakek tahu aku yang kasih tiket itu, aku pasti tamat! Kakek nggak tega memukulmu, tapi aku lain cerita!"" ... "Andreas hampir ingin menangis, berbicara begitu lama tapi tidak mendapat satu pun tanggapan. Untungnya, dia sudah terbiasa.Setelah mengeluarkan semua keluhannya, akhirnya dia menambahkan dengan nada serius, "Paman, kamu nggak boleh mengkhianatiku, lho.""Aku tahu."Nathan akhirnya merespons.Andreas merasa frustrasi, tetapi setidaknya dia mendengar ada respons, jadi sudah cukup."Lalu, gimana kondisi Kak Alyana?"Nathan menoleh ke tempat tidur dan kebetulan melihat soso

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 83

    'Anggap saja hari ini aku nggak menerima kartu nama itu.'"Ada apa?"Mendengar Nathan bertanya, Alyana buru-buru menghapus air matanya dan memaksakan senyum. "Nggak, aku hanya terlalu senang. Kamu tahu perasaan menangis karena terlalu senang, 'kan?"Di bawah sorotan lampu, mata Alyana yang berkilauan oleh air mata memancarkan kesedihan yang begitu rapuh.Nathan mengernyit, terdiam beberapa saat, tetapi akhirnya memilih untuk menghormatinya dan tidak lanjut bertanya.Sesaat, perasaannya menjadi begitu rumit.Nathan hanya berada di kamar untuk waktu yang singkat.Begitu dia masuk ke ruang kerja, tanpa ragu dia segera menghubungi Jacob. "Selama pihak itu sepakat mengobatinya, aku nggak peduli berapa biayanya, aku akan membayarnya."Jacob terdiam sejenak, lalu bertanya, "Apa dia benar-benar pantas mendapatkan semua perjuanganmu ini?""Pantas."Nathan menjawab tanpa keraguan.Dalam sekejap tadi, muncul sebuah perasaan. Bahwa dia rela memberikan segalanya, asalkan sepasang mata itu kini hany

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 84

    Sosok wanita paruh baya muncul di depan pintu. Gaun tradisional yang pas di tubuhnya mempertegas keanggunannya, dihiasi dengan mantel bulu putih di bahunya, dan perhiasan mewah yang berkilauan.Mata wanita itu melebar saat melihat kepala botak Alyana, dan ekspresi sempurna yang dia bangun dengan riasan mulai hancur, seperti porselen yang retak sedikit demi sedikit."Ka ... kamu ....""Bibi siapa?" tanya Alyana dengan bingung."Aku ... aku ...."Wanita itu memegang dadanya, tampak seperti akan pingsan kapan saja.Alyana masih tenggelam dalam kebingungan ketika Nathan tiba-tiba muncul di belakangnya. "Ibu," panggil Nathan dengan suara tenang.Mendengar itu, Alyana terlonjak kaget, tubuhnya membeku sejenak.Dengan gerakan spontan, dia menutupi kepalanya yang botak menggunakan kedua tangan. "Maaf, aku nggak bermaksud membuat Bibi takut.""Ka ... kalian ...."Helen Deris, ibu Nathan, bergantian memandang Alyana dan Nathan, rasa tak percaya memenuhi dirinya. Dunia di sekitarnya terasa sepert

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 85

    " ... "Alyana memandang Nathan dengan perasaan tidak nyaman, lalu menyarankan, "Tuan Nathan, mengunci ibumu di luar seperti ini rasanya kurang pantas. Mungkin sebaiknya kita biarkan dia masuk, dan aku bisa mencoba menjelaskan semuanya.""Nggak perlu."Nathan melepaskan tangannya dan langsung berjalan pergi. "Dia akan pergi sendiri setelah marah-marah. Kamu nggak perlu menghabiskan tenaga berbicara dengannya.""Tapi ...."Alyana merasa bingung. 'Apa yang sebenarnya terjadi?'Awalnya, dia hanya ingin menjadikan Nathan sebagai pelindungnya, tetapi tidak menyangka akan menarik perhatian Keluarga Moran.Dia menatap punggung Nathan, tanpa sadar tenggelam dalam pikirannya. Bagaimanapun, dia tidak ingin menyulitkan Nathan lebih jauh."Sebaiknya kamu buang jauh-jauh ide pindah keluar dari sini," ujar Nathan tanpa menoleh.Dia dengan mudah menebak apa yang dipikirkan Alyana."Kondisimu sekarang nggak mungkin tinggal sendirian. Kalau aku membiarkanmu pergi, itu sama saja dengan membiarkanmu mati

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 86

    Imelda berdiri di belakang Helen, sedikit canggung saat berbicara, "Alya, Ibu bawakan sup ayam ....""Nggak perlu."Alyana langsung menolak tanpa melihat termosnya."Alya, Ibu ...."Melihat Alyana mengenakan topi rajut tanpa sehelai rambut terlihat, Imelda tiba-tiba merasa sangat sedih hingga sulit berkata-kata."Pergilah."Seketika, Helen merasa tidak senang ketika melihat Alyana dengan ekspresi dingin mengusir mereka. "Kenapa kamu bicara seperti itu dengan ibumu? Dia susah payah memasak sup ayam untukmu, kamu menolaknya sudah keterlaluan, sekarang masih mengusirnya!"Alyana mengernyit. "Ini bukan urusan Bibi.""Kenapa bukan urusanku? Aku juga seorang ibu, jadi paling mengerti perasaan seorang ibu!" seru Helen dengan marah."Aku melihat ibumu berdiri di depan gerbang, menggigil kedinginan sambil memohon sama satpam agar diizinkan masuk. Dia begitu peduli padamu, tapi kamu malah bersikap ketus padanya!""Kamu tahu apa tentang keluargaku?" Alyana mulai kesal. "Kalau nggak tahu, jangan m

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 87

    "Bagaimana Ibu bisa bertemu Kak Alya hari ini? Bukankah Pak Nathan sudah melarang kita masuk ke sana?" tanya Alina dengan penasaran."Aku bertemu dengan ibunya Nathan di gerbang kompleks. Dia yang membawaku masuk."Teringat ekspresi Helen tadi, Imelda pun mengernyit. "Nyonya Besar dari Keluarga Moran ini memang bukan orang yang mudah dihadapi."Di kalangan sosial para istri konglomerat, semua sudah tahu sifat Helen.Sebagai anak bungsu dalam keluarganya yang kaya raya, dia tumbuh dalam kemewahan dan terlalu dimanja, menjadikannya sombong dan keras kepala.Dia jatuh cinta pada Agam, seorang pria yang usianya terpaut lebih dari dua dekade darinya. Meskipun mendapat penolakan keras dari keluarganya, dia tetap memilih untuk bersama Agam. Keputusannya itu membawa dirinya menjadi menantu di Keluarga Moran, sekaligus menciptakan cerita yang melegenda dalam lingkaran sosial mereka.Sebagai istri muda, Agam tentu sangat memanjakannya.Lebih dari itu, dia melahirkan seorang putra yang luar biasa

Latest chapter

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 100

    "Aku mau mengambil foto baru.""Silakan," jawab Alyana singkat.Namun, begitu dia menangkap tatapan penuh antusias dari Andreas, sebuah firasat buruk muncul.Andreas terus menatapnya dalam diam, seakan yakin bahwa dia akan bisa menangkap pesan yang tersirat.Dengan perasaan tidak tenang, Alyana akhirnya berbicara, "Jangan bilang kamu ingin aku yang memotretmu?""Betul sekali!"Andreas langsung tersenyum penuh semangat. "Kak Alya, waktu kamu ke studio bersamaku, aku bisa melihat betapa kamu tertarik dengan fotografi. Sekarang aku memberimu kesempatan ini.""Aku akan jadi model. kamu bebas berimajinasi dan mencoba segala konsep. Gimana?""Nggak gimana-mana."Alyana langsung menolak tanpa berpikir panjang."Kalau benar-benar ingin membalikkan keadaan, pilih fotografer yang lebih berkualitas. Dengan dukungan Keluarga Moran, itu sama sekali bukan masalah.""Itu terlalu membosankan!"Semangat Andreas semakin terpancar, matanya penuh antusiasme. "Kalau hasilnya bagus, orang lain pasti akan bi

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 99

    ...Di sisi lain, Alyana sama sekali tidak mengetahui bahwa Keluarga Imano masih berusaha membawa pulangnya. Saat ini, dia hanya duduk nyaman di sofa, mendengarkan Andreas yang terus-menerus mengeluh."Keterlaluan sekali! Jelas-jelas foto yang mereka ambil buruk sekali! Penjualan menurun, kenapa aku yang disalahkan?""Fotografer itu yang nggak becus! Foto yang dia ambil bahkan nggak bisa menangkap sepersepuluh dari ketampananku! Benar-benar payah!""Aku nggak akan pernah mau bekerja sama lagi dengan majalah yang hanya bisa menyalahkan orang lain seperti ini!"" ... "Andreas terus mengomel tanpa henti hingga tenggorokannya terasa kering. Dia segera meneguk air dalam jumlah besar sebelum menoleh ke Alyana dan bertanya, "Kak Alya, aku benar, 'kan?""Ya, ya, semuanya benar."Alyana hanya menjawab asal, sambil menguap.Rasa lelah terus menghantuinya akhir-akhir ini. Seberapa pun lama dia tidur, tidak ada perasaan segar yang menyertainya. Kemungkinan besar, obat yang dia konsumsi menjadi pe

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 98

    Pada malam itu, Keluarga Imano berkumpul di meja makan.Imelda hanya makan beberapa suap sebelum meletakkan sendoknya dengan pelan. Wajahnya mencerminkan suasana hati yang kelam, menandakan hilangnya nafsu makan.Royan meliriknya, lalu bertanya dengan santai, "Kenapa? Bukankah kamu menghadiri pertemuan hari ini? Kenapa masih nggak senang?""Jangan diungkit lagi."Saat teringat acara tadi, Imelda kembali jengkel. "Kalau aku tahu yang mengadakan acara itu Helen, aku pasti nggak akan datang.""Helen Deris?"Royan meletakkan sendoknya, mengernyit sambil menatap Imelda. "Kenapa dia mengundangmu?" tanyanya."Ayah, jangan tanya lagi." Alina mengingatkan dengan suara pelan."Apa yang terjadi?" Ekspresi Royan berubah serius. "Helen mempermalukan kalian?""Nggak bisa sepenuhnya menyalahkan dia." Imelda menghela napas dengan berat. "Kita sendiri yang kurang teliti dalam mendidik anak. Kalau ada kekurangan, pasti jadi bahan pembicaraan orang.""Royan, tetap saja, aku rasa kita harus membawa Alya p

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 97

    Selain itu, insiden di pameran fotografi telah menjadi berita viral, menyebabkan banyak teman Helen yang bertanya kepadanya tentang kejadian tersebut.Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menggunakan kesempatan ini agar dapat menjelaskan semuanya sekaligus tanpa harus mengulang penjelasan berulang kali."Putraku memang terlalu baik hati ...."Nada mengeluh Helen membuat para nyonya seketika tertegun.Apa maksudnya?Alyana mengganggu Nathan? Bahkan tinggal di rumahnya? Sungguh tidak tahu malu!Setelah menangkap maksud yang tersirat, Stella kembali menunjukkan senyuman yang penuh arti dan berkata, "Ternyata begitu. Nyonya Imelda memang pandai mendidik putri-putrinya.""Dengan putri seperti ini, nggak heran Nyonya Imelda bisa dengan mudah hadir di acara kita. Lagi pula, dengan bakat yang dimilikinya, kalaupun nggak jadi besan dengan Keluarga Moran, dia pasti bisa mendapatkan menantu kaya lainnya.""Betul sekali! Kita harus lebih hati-hati dengan ucapan kita. Siapa tahu, suatu hari nanti

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 96

    Sesuai jadwal dalam undangan, Imelda membawa Alina ke acara itu.Ketika tiba di lokasi, Alina terkejut melihat bahwa Cecilia juga hadir di sana.Cecilia, yang awalnya terkejut melihat kemunculan Alina, dengan cepat mengganti ekspresinya menjadi penuh ketidaksukaan.Alina tetap tenang dan tidak terpengaruh sedikit pun. Dengan senyum yang cerah namun penuh provokasi, dia berkata, "Oh, Nona Cecilia juga di sini."Stella, ibu Cecilia, yang sudah mendengar bahwa Alina mengandung anak Harison, masih menyimpan amarah atas kejadian itu. Karena hal ini telah membuat Cecilia tenggelam dalam kesedihan selama beberapa hari terakhir.Meskipun begitu, Cecilia tetap belum bisa melupakan Harison.Dengan sengaja, Alina memamerkan kehamilannya, jelas bertujuan untuk membuat Cecilia tidak nyaman.Stella, yang menyadari maksud Alina, langsung mencibir, "Lho? Sejak kapan acara ini mulai asal menerima tamu?"Beberapa istri dari keluarga kaya lainnya ikut menyahut. "Benar sekali! Keluarga Imano hanya keluarg

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 95

    Mendengar perkataan itu, Agam tersentak marah. Wajahnya memerah, suaranya bergetar. "Kamu ... kamu mengancamku?""Hanya mengingatkan."Nathan melirik mereka dengan tatapan tenang, lalu berkata, "Kalian tahu kepribadianku seperti apa, jadi jangan pernah mencoba menguji batasanku.""Kamu ... kamu ...."Amarah Agam memuncak hingga membuatnya kehilangan kata-kata. Dia tidak pernah menyangka bahwa putranya yang paling diandalkan, kebanggaannya selama ini, akan berani menentangnya seperti ini.Terlebih lagi, semua ini terjadi hanya demi seorang wanita yang sekarat!"Nathan! Jangan bikin ayahmu makin marah!"Helen mencoba meraih tangan Nathan, tetapi aura ketegasan Nathan membuatnya mundur.Selama hidupnya, dia selalu menunjukkan sikap arogan, tetapi satu-satunya yang mampu membuatnya takut adalah putranya sendiri.Kini, dia terjebak dalam dilema tanpa tahu harus berbuat apa."Aku sudah menyampaikan semuanya, jadi sekarang aku pergi."Nathan baru saja berbalik menuju pintu ketika Agam berseru

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 94

    Di dalam keheningan hutan, sekelompok burung mendadak terbang ke langit.Alyana terkejut sejenak, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke Nathan yang kini terlihat begitu tenang, dengan tatapan yang jernih."Ada apa?" tanya Nathan."Nggak ...."Alyana memalingkan wajahnya kembali ke arah matahari pagi yang tengah merangkak naik di cakrawala, sedikit mengerutkan keningnya.Dia berpikir, pasti cahaya yang terlalu terang itu yang membuatnya merasa berhalusinasi.Nathan mengikuti arah tatapan Alyana, sembari diam-diam mengepalkan tangannya dengan kuat. Hanya sedikit lagi ....Sesaat yang lalu, keinginan untuk menarik Alyana ke pelukannya begitu kuat...."Paman, kok nggak bangunin aku! Aku mendaki dengan susah payah cuma untuk matahari terbit ini!""Aku sudah coba bangunin.""Nggak mungkin, kamu pasti bohong! Aku nggak mungkin tidur sepulas itu!""Kamu meragukanku?"Dalam perjalanan pulang, Andreas tidak henti-hentinya mengeluh karena tidak sempat melihat matahari terbit.Namun, satu kali

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 93

    " ... "Andreas membuka matanya lebar-lebar, seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Paman, maksudmu ... kamu serius ingin jujur pada Kakek?""Cepat atau lambat, dia pasti akan tahu," ucap Nathan sambil berdiri. "Aku juga istirahat dulu," tambahnya."Eh .... Paman, setidaknya jelaskan dulu, dong!" ujar Andreas dengan kesal.Andreas hanya bisa memandang Nathan yang menjauh tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Dengan frustrasi, dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan menghela napas panjang. 'Sudah selesai .... Ini pasti akan membuat Keluarga Moran gempar!'...Malam hari, mereka tidur lebih awal.Andreas menghabiskan terlalu banyak energi saat mendaki gunung, sehingga begitu tubuhnya menyentuh alas tidur, kantuk langsung menyerang. Sebelum benar-benar terlelap, dia sempat menguap dan berkata kepada Nathan, "Paman, ingat bangunkan aku besok pagi. Aku juga ingin melihat matahari terbit."Sebelum mendapatkan jawaban dari Nathan, dia sudah terlelap.Nathan ber

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 92

    Pada akhirnya, Alyana bahkan tidak mampu mencapai setengah perjalanan. Dia akhirnya naik mobil wisata yang sudah disiapkan oleh Nathan sebelumnya, menikmati angin sepoi-sepoi sepanjang jalan menuju puncak.Meskipun ada sedikit rasa kecewa, dia terpaksa menerima kenyataan.Tubuhnya memang sudah berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk memaksakan diri lebih jauh. Beberapa langkah tambahan saja hampir membuatnya tumbang.Setibanya di area perkemahan, dua tenda besar segera mencuri perhatian Alyana. Di tengah lapangan terbuka, Steven sedang memasak mi, dan aroma sedapnya terbawa angin.Rasa lelah dan kecewa Alyana lenyap seketika. Dia melangkah masuk ke dalam tenda, mengamati sejenak, lalu keluar dengan penuh rasa ingin tahu dan mengambil tempat di sebelah Steven. "Kamu yang pasang tenda ini sendirian?""Ya.""Hebat sekali!"Alyana tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Tenda yang megah dengan desain dua kamar dan satu ruang tamu itu jelas merupakan pekerjaan besar, tetapi Stev

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status