Gurun Bayi Merah terhampar luas, pasirnya berkilauan di bawah cahaya rembulan yang memudar. Angin panas yang datang dari arah barat menggerakkan ujung-ujung jubah mereka yang berantakan, menciptakan suasana tegang di udara. Lei Tian, meski kelelahan, berdiri tegak di tengah pertempuran. Matanya tajam, dan napasnya terengah-engah, menandakan bahwa tubuhnya hampir habis dikeroyok. Tetapi tekad di hatinya tak goyah.Di hadapannya, wanita muda itu, dengan pedang berkilau di tangan, berdiri dengan sikap siap tempur. Ekspresinya serius, dan meskipun ia menunjukkan wajah yang dingin, gerakan tubuhnya jelas menunjukkan bahwa ia menghormati kekuatan Lei Tian. Tang Kwan berdiri di sampingnya, tangannya diletakkan dengan santai di sabuk, namun matanya tetap mengawasi setiap gerakan Lei Tian.“Masih ingin bertarung, Lei Tian?” wanita muda itu berkata, suaranya tenang, tapi ada nada tajam yang tersirat. “Kami bukan orang yang mudah dihadapi.”Lei Tian mengalihkan pandangannya kepada mereka berdua,
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-05-04 อ่านเพิ่มเติม