All Chapters of Si Hebat Jack Morland : Chapter 61 - Chapter 70

Dikarenakan tindakannya itu pula, Tobias Gray dihukum oleh ayahnya. Hukuman itu berupa penarikan kembali salah satu fasilitas utama yang telah diberikan kepada dia ketika dia memasuki bangku perkuliahan, yakni 'Kartu Hitam'."Ibu, kenapa setega ini padaku?" Tobias tidak terima di esok harinya.Claudia membalas sembari memotong sandwich-nya, "Karena kau telah membuat citra buruk di depan Restoran Luxen."Tobias menggertakkan gigi karena marah, "Ibu lebih peduli pada restoran itu dibandingkan dengan aku?""Jangan bodoh! Jika kami bisa mendapatkan restoran itu, kau yang paling diuntungkan dalam hal ini. Restoran itu akan menjadi milikmu kelak." Claudia berkata setelah meletakkan pisaunya.Wanita yang cantik dan elegan itu menatap putranya dengan sebal. "Lagi pula, aku lihat transaksi yang kau lakukan. Kau menghabiskan banyak untuk bersenang-senang dengan gadis itu, kan? Siapa namanya? Dari keluarga Osborne, benar?"Mendengar nama kekasihnya dis

Edward terkejut ternyata begitu banyak yang mengira Jack adalah putra Gideon Miles, seperti dia dulu dan juga orang-orang lain."Aku memang bukan putra Gideon Miles, Jose," jawab Jack.Jose menatap Jack dengan tatapan tidak percaya seolah memang ucapan Jack itu adalah kebohongan belaka. Tetapi kemudian dia teringat akan bagaimana sifat Jack yang dia kenal sejak awal.Dia adalah seseorang yang lugu dan tidak tahu apapun tentang perusahaan itu."Tapi, mengapa mereka menuruti perintah yang kau berikan?" tanya Jose, masih mencoba untuk mempertahankan argumennya.Jack melihat sekeliling dan akhirnya menghela napas panjang, "Akan aku jawab nanti. Tolong tunggu di sini sebentar!"Jose hendak mengejar Jack yang berjalan ke luar tapi Edward mencegahnya, "Jangan dikejar. Biarkan dia di luar sebentar!"Jose pun menoleh ke arah Edward. Dia memang batal mengejar Jack, tapi dia sekarang terlihat menatap Edward dengan dahi mengerut dan tatapan aneh.

"Tuan Muda Morland?" ucap Sebastian Day terlihat sangat syok.Laki-laki itu pun menoleh ke arah Jack dengan tatapan bingung. Dia melihat Jack dari rambut hingga ujung kaki. Dia tahu mengenai sepatu ber-merk mahal itu, tetapi baju yang dikenakan oleh pemuda yang masih terlihat sangat muda itu bukanlah baju dengan harga mahal.Sebastian pun menggelengkan kepala, "Itu tidak mungkin. Dia pasti bukan cucu dari Tuan Hugh."Gideon Miles menatap Sebastian seolah berkata 'Apa kau buta?' tapi ternyata Sebastian Day tetap saja menyatakan, "Dia bukan Tuan Muda Morland. Mana mungkin Tuan Hugh memiliki cucu dari kalangan rendah seperti dia? Lihatlah apa yang dia pakai!"Dia menatap Jack dengan tatapan menghina, sementara Jack hanya tersenyum samar, "Oh, memang ada apa dengan baju yang aku kenakan? Apa ada yang salah?"Sebastian Day ingin berdiri tapi dua pengawal yang menahannya tak membiarkannya berdiri. Maka, dengan jengkel dia berkat

Jack tidak bisa menjawabnya."Hm, tidak perlu dijawab kalau kau tidak bisa menjawabnya," kata Annelisse dengan nada rendah.Jack menaikkan alis kirinya dan menatap gadis itu dengan penuh tanda tanya, "Apa maksudmu?""Rasa ingin tahumu pastilah sangat tinggi sehingga kau mencari informasi yang banyak yang seharusnya tidak perlu kau ketahui. Yah, aku paham, kita masih sama-sama muda, pasti ingin tahu banyak hal," jelas Annelisse.Oh, Jack hampir saja berpikir yang bukan-bukan. Dia hampir saja mengira kalau Annelisse Goldman telah mencurigai sesuatu dan menerka-nerka tentang dirinya. Tapi, ternyata semua itu hanyalah asumsi Jack belaka.Annelisse tidak tahu apapun. Itu yang diyakini oleh Jack."Jadi, apa yang akan kau lakukan di sini?" tanya Jack.Annelisse menujukkan kartu identitas pegawainya dan berkata, "Aku akan bekerja di divisi umum. Bagaimana denganmu?"Jack pun terkejut, "Kau akan ditempatkan di divisi umum?"

Carry sudah berniat melakukan sesuatu seperti menampar pipi mulus Annelisse tapi Jack Morland tiba-tiba berdiri."Oh, mau membela teman satu kelompokmu, pecundang?" ucap Carry dengan nada mengejek.Jack tidak membalasnya dan malah menarik tangan Annelisse yang kebingungan setelah Jack menyeretnya ke luar dari ruangan divisi umum.Setelah berjalan agak jauh, Jack membuka sebuah pintu dan mendorong Annelisse untuk masuk kemudian menutupnya.Itu adalah ruang santai yang biasanya digunakan oleh para karyawan dari divisi umum saat mereka sudah menyelesaikan pekerjaan mereka. Atau terkadang mereka menghabiskan waktu mereka di sana saat waktu istirahat.Namun, saat ini ruangan itu tampak sepi lantaran di masih pada jam efektif kantor. Ruangan yang dipenuhi dengan berbagai model kursi serta bantal itu benar-benar membuat istirahat para karyawan menjadi menyenangkan.Annelisse manggut-manggut menatap sekeliling ruangan itu dengan sorot mata kagum. Na