Tangannya mulai bergerak, memegangi pipiku sedangkan jarinya masuk ke rambutku. "Boleh aku mencium bibirmu?" Aku tersenyum, kemudian mengangguk. "Semua yang ada padaku milikmu, suamiku."Haidar tersenyum samar. Perlahan ia mulai mendekat. Kulihat raut wajahnya begitu tegang. Aku tahu, ini kali pertama bagi laki-laki yang pandai menjaga diri seperti Haidar. Tatapannya mulai berat, menyimpan hasrat yang siap ia ledakkan Dia mulai menyentuh bibirku. Aku memejam, menanti permainannya. Namun tiba-tiba dia menjauh. Aku mengerjap, takut sekali dia berubah pikiran dengan berbagai alasan. Namun begitu tatapan kami bertemu, yang kulihat adalah mata Haidar berkaca-kaca.Aku menatapnya dengan perasaan yang baru kali ini ku rasakan. Sedih, haru, dan tak percaya sekaligus. Aku tidak percaya kenapa ada orang yang sebesar ini mencintaiku. Ku usap air matanya sambil menggeleng pelan. "Jangan nangis, Haidar. Aku janji, akan berusaha jadi istri yang baik buat kamu. Bantu aku. Bantu aku untuk jadi istr
Last Updated : 2025-08-25 Read more