"Kak Marisa, padahal aku maunya Kakak sama Kak Haidar, loh?" ucap Jihan, kini kami sedang mengobrol lewat ponsel. Sejak aku pulang ke kontrakan, Jihan jadi sering menghubungiku, entah itu untuk menanyakan kabar, atau persiapan, dan hal-hal lainnya. Aku hampir tertawa mendengar ucapan polos Jihan. Haidar? Dia bahkan terlihat sangat menyeramkan bagiku. Walaupun aku memang hanya beberapa kali bertemu dengannya, yaitu di momen perkenalan kami. Haidar sangat ... entahlah. Bahkan saat Luqman begitu peduli dan ingin menolongku, dia malah acuh. Laki-laki macam apa itu?"Jodoh sudah Allah atur, Jihan," ucapku menghiburnya."Iya. Memang sulit ditebak, ya? Kak Marisa yang cantik dan baik malah mau sama Kak Luqman yang sangat menyebalkan." Lagi, aku tertawa mendengar cerocosannya itu. Jihan memang lucu, umurnya masih belia tetapi tubuhnya lebih besar dariku. "Kak ... Kak Haidar cocoknya sama siapa, ya?""Loh, kok nanya sama kakak?" "Ya kali aja punya teman. Biar Kak Haidar juga cepat nikah.""M
Last Updated : 2025-06-26 Read more