"Nona Eliska, kalau ada yang ingin kamu katakan, kenapa nggak langsung terus terang saja?" desak Arjuna.Melihat pemuda itu malah bertambah agresif, Eliska mengunci bibirnya, tidak mengatakan apa pun lagi.Di bawah malam gelap itu, mereka tidak saling bicara. Yang terdengar di telinga hanyalah suara napas masing-masing. Napas keduanya seakan-akan saling terjalin, menjerat, dan tidak terpisahkan.Saat merasakan Eliska memperlambat napasnya, Arjuna tiba-tiba tertawa, tetapi dia masih tidak berkata apa-apa. Kedua jarinya dia tempelkan ke pergelangan tangan gadis itu, ingin memeriksa denyut nadinya.Eliska teringat kebohongannya waktu itu, bahwa dia tidak menyambut Arjuna karena sedang sakit. Dia refleks ingin menarik tangannya, tetapi gagal.Beberapa saat kemudian, Arjuna tampak sudah mendapatkan jawabannya. Namun, dia tidak mengonfrontasi Eliska.Setelah entah berapa lama, orang-orang di luar akhirnya pergi. Arjuna menurunkan Eliska, lalu mereka lanjut mencari barang tanpa bicara lagi.E
Baca selengkapnya