Lahat ng Kabanata ng Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan: Kabanata 251 - Kabanata 260

Verani tertegun, lalu bertanya sambil menangis, "Tuan nggak menyukaiku lagi ya?"Sadali terlihat makin tidak sabar. Dia langsung mengancam, "Kalau lain kali kamu berani pukul Rumi lagi, lebih baik tinggal saja di vila pegunungan."Setelah berkata begitu, Sadali pun tidak tinggal lebih lama di paviliun Verani. Ucapan Eliska terus terngiang di pikirannya. Dia takut orang luar akan mengira bahwa dirinya terlalu memanjakan selir tanpa batas. Itu sebabnya, dia pun langsung mengambil keputusan. Sadali melarang Verani keluar dari paviliunnya selama satu tahun penuh.Saat mendengar keputusan tersebut, Verani benar-benar sulit memercayai hal ini. Suami yang biasanya selalu menyayanginya, kini malah tega memperlakukannya seperti ini. Dilarang keluar paviliun selama setahun, apa bedanya dengan kehilangan kasih sayang sepenuhnya? Perempuan itu tak kuasa menahan air mata yang terus mengalir.Setelah mengetahuinya, Ulfa justru merasa sangat puas. Hukuman larangan keluar paviliun itu diucapkan langsu

Pemuda yang menggoda Arjuna barusan adalah seorang anak bangsawan muda. Usianya kira-kira sedikit lebih muda daripada Eliska. Sepasang mata besarnya terlihat berbinar-binar, serta penuh kecerdikan dan pesona remaja yang terasa begitu kuat.Hanya dengan pertanyaan apakah Arjuna datang ke sini karena lagi mengejar seorang gadis, dia langsung membuat wajah para gadis memerah karena malu. Dia juga dengan lancar mengalihkan perhatian mereka semua padanya. Sebenarnya, ucapan itu kurang pantas untuk suasana seperti ini. Hanya saja, saat itu tidak ada yang merasa perlu menegur.Arjuna pun membalas dengan nada serius, "Hari ini, Guru Handoko sedang mengajar ke luar kota. Dia khawatir kalian akan terlalu asyik bermain dan lupa menjaga diri. Kebetulan hari ini aku sedang luang, jadi dia memintaku menggantikannya untuk menjaga kalian."Handoko adalah guru yang membimbing para gadis di akademi. Beberapa tahun lalu, dia juga pernah mengajar Arjuna. Walau perbedaan usia mereka cukup jauh, hubungan ke

Eliska mengikuti di belakang Banyu tanpa membawa apa-apa. Saat ini, laki-laki itu bertanya, "Siapa yang satu tim denganmu?"Eliska berpikir sejenak, lalu menjawab, "Awalnya aku satu tim sama Rumi, tapi sekarang dia lagi sakit dan beristirahat di kediaman. Lagian aku memang nggak berniat turun ke air, jadi nggak perlu mencari rekan tim.""Membangun rakit bambu seorang diri bukanlah perkara mudah," kata Banyu."Aku kerjakan semampuku saja," ucap Eliska. Dia memang hanya ingin melatih keterampilan dan menikmati prosesnya, bukan mengejar hasil.Banyu tidak menjawab apa-apa. Hanya saja saat Eliska mulai mengerjakan rakitnya, dia menyadari bahwa laki-laki itu tetap memperhatikannya. Sesekali dia datang ke sisinya, lalu memberi sedikit saran atau membagikan pengalaman tentang cara menyusun rakit bambu. Akan tetapi karena mereka lawan jenis, Banyu hanya bisa memberi arahan sekilas dari samping."Putra Bangsawan Arjuna, bisakah kamu bantu periksa apakah rakit bambuku sudah cukup kuat?""Bantu a

Annisa menatapnya dengan penuh rasa terima kasih. Dia kembali menoleh pada Arjuna, lalu bertanya, "Putra Bangsawan Arjuna, bolehkah kamu meniupkan satu lagu 'Kedamaian di Balik Gunung-Gunung' untuk kami?"Arjuna tidak menolak. Tarian Permohonan Berkah ini sama sekali tidak mengandung unsur rayuan. Setiap gerakannya anggun dan lugas. Itu sangat mengandalkan keharmonisan antara penari dan musik.Eliska tentu tidak ingin merebut sorotan dari Annisa. Hari ini dia memang harus menjadi pelengkap, maka dia sengaja menahan diri dan tidak mengeluarkan seluruh kemampuannya di sepanjang tarian.Arjuna mengambil serulingnya, tetapi pandangannya tidak bisa lepas dari Eliska. Hari ini demi kemudahan bergerak, dia mengenakan pakaian praktis. Meski begitu, dia tetap terlihat lembut dan anggun.Mungkin tarian Annisa memang lebih luwes, tetapi selera orang tidak pernah sama. Hanya Arjuna yang benar-benar melihat kecantikan Eliska.Itu adalah rahasia antara Arjuna dan Eliska, rahasia yang tidak ingin dia

Begitu mendengar ucapan Arjuna, Eliska langsung menebak bahwa pemuda tadi bisa tiba-tiba menghilang saat memanggang daging, pasti karena Arjuna. Sudah pasti dia yang telah melakukan sesuatu."Apa Guru Handoko tahu bahwa Putra Bangsawan Arjuna menjaga muridnya dengan cara seperti ini?" sindir Eliska."Kalau Guru Handoko tahu, dia pasti nggak tahan juga karena muridnya malah direbut orang lain," jawab Arjuna dengan tenang. Dia sama sekali tidak merasa malu, lalu kembali mengaduk api unggun dan meletakkan daging kelinci di atasnya dengan ujung pedangnya.Tak lama kemudian, aroma daging panggang pun menyebar. Dalam cuaca dingin seperti ini, tubuh cepat kehabisan energi. Eliska memang mulai merasa lapar.Eliska melirik sekilas ke arah daging kelinci panggang itu, lalu berkata dengan nada dingin, "Aku dan Putra Bangsawan Arjuna nggak punya hubungan apa-apa." Jadi menurutnya, tuduhan semacam itu tidak masuk akal.Arjuna menoleh ke arahnya. Kini jubah besarnya ada pada tubuh Eliska, sementara